Suara.com - Penyidik Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya masih terus mengembangkan kasus peretasan sistem elektronik di 44 negara yang didalangi kelompok Surabaya Black Hat.
Dari hasil penyidikan terkait penangkapan tiga tersangka, polisi masih memburu enam anggota SBH yang terlibat dalam kasus peretasan ribuan website tersebut yang berawal dari laporan FBI.
"Setelah kita profiling, kita temukan ada 9 sih. Tapi waktu awal mereka laporkan, FBI cuma kasih 3. Waktu kita cek di lapangan jadi 9 orang," kata Dirkrimsus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Adi Deriyan Jayamerta di Polda Metro Jaya, Kamis (15/3/2018).
Awalnya polisi ingin menangkap seluruh tim inti kelompok SBH di beberapa lokasi di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (11/3/2018). Namun operasi penangkapan itu bocor saat polisi menangkap salah satu tersangka.
"Bocor itu pas malam, pas penangkapan ATP itu bocor, karena warga sudah kumpul. Langsung pada ilang semua," kata Adi.
Alasan untuk kepentingan penyidikan, identitas enam anggota SBH yang masih buron masih dirahasiakan. Adi hanya menyampaikan, enam pelaku tersebut sudah masuk dalam daftar pencarian orang alias DPO.
Terkait kasus peretasan ribuan website, polisi telah menetapkan KPS, ATP, dan NA. Kasus ini terungkap setelah FBI melaporkan ada sekelompok pemuda yang telah meretas sistem elektonik pemerintahan Amerika Serikat.
Tiga pentolan SBH yang ditangkap masih berusia 21 tahun. Mereka juga masih berstatus sebagai mahasiswa di salah satu kampus di Jawa Timur.
Ketiga tersangka dijerat Pasal 29 ayat 2 Juncto Pasal 45 B, Pasal 30 Juncto Pasal 46, Pasal 32 Juncto Pasal 48 Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi Transaksi Elektonik. Para pemuda ini terancam hukuman pidana 12 tahun penjara dan atau denda maksimal Rp2 miliar.
Baca Juga: Surabaya Black Hat Pernah Retas 6 Situs Pemprov Jatim
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Drama Baru Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Roy Suryo Cs Gandeng 4 Ahli, Siapa Saja Mereka?
-
MK Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Bagaimana Ketua KPK? Ini Penjelasan KPK!
-
Pertikaian Berdarah Gegerkan Condet, Satu Tewas Ditusuk di Leher
-
DPR Kejar Target Sahkan RKUHAP Hari Ini, Koalisi Sipil Laporkan 11 Anggota Dewan ke MKD
-
Siswa SMP di Tangsel Tewas Akibat Perundungan, Menteri PPPA: Usut Tuntas!
-
Klarifikasi: DPR dan Persagi Sepakat Soal Tenaga Ahli Gizi di Program MBG Pasca 'Salah Ucap'
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara