Suara.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai, pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan yang ditujukan kepada Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais adalah bentuk arogansi penguasa.
Luhut meminta Amien tak selalu mencari kesalahan pemerintah. Sebab, Amien sendiri memunyai kelsahan pada masa lalu. Bahkan, Luhut mengancam bakal membuka ”dosa-dosa”Amien kalau tak berhenti mengkritik.
"Menurut saya ini bentuk arogansi kekuasaan, pernyataan itu. Kritik itu bebas menyatakan pendapat, baik lisan maupun tulisan. Itu dijamin konstitusi kita," kata Fadli di DPR, Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Amien, kata Fadli, hanya mengkritik kebijakan Jokowi yang getol mendatangi acara simbolis penyerahan sertifikasi lahan rakyat di berbagai daerah.
Bagi Amien, pembagian sertifikasi tanah itu tidak bisa diartikan Jokowi memenuhi hak rakyat yang diabaikan pemerintah-pemerintah sebelumnya.
Sebab, Jokowi tak melaksanakan reforma agraria (meredistribusikan tanah ke petani dari korporasi monopolis), melainkan hanya menyertifikasi tanah milik warga, yang sebenarnya kewajiban negara.
"Tak boleh ada kritik yang kemudian dihadapkan dengan satu ancaman. Jadi Pak Amien masih dalam batas-batas kritik, mengatakan 74 persen ada lahan yang dikuasai oleh koorporasi atau segelintir orang," ujar Fadli.
Fadli mengatakan, sebaiknya pihak pemerintah tidak emosional kalau mendapat kritik dari masyarakat.
"Tidak perlu keluar kata-kata seperti itu (dari pemerintah), mencari-cari kesalahan orang. Tak perlu. Itu akan menimbulkan antipati kepada pemerintah,” tandasnya.
Baca Juga: Anies Baswedan Tantang Pegawai TransJakarta Berkepala Plontos
Berita Terkait
-
Partai Gerindra Bela Amien Rais yang Kritik Jokowi 'Ngibul'
-
Soal Jokowi 'Ngibul Pakai Sertifikat', Fahri Dukung Amien Rais
-
Ancam Amien Rais, Taufik Kurniawan: Luhut Nggak Usah Baper
-
Inilah Proyek Infrastruktur yang Ditawarkan Indonesia pada India
-
Bersama Anies, Luhut akan Bereskan Lahan Proyek LRT Jabodetabek
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?
-
KPK Soal Kasus Whoosh: Ada yang Jual Tanah Negara ke Negara
-
Komnas Perempuan Usulkan Empat Tokoh Wanita Jadi Pahlawan Nasional
-
Pemprov DKI Bakal Ganti Nama Kampung Ambon dan Bahari, Stigma Negatif Sarang Narkoba Bisa Hilang?
-
Hanya 8 Persen Perempuan Jadi Pahlawan Nasional, Komnas Perempuan Kritik Pemerintah Bias Sejarah
-
Kisah Rahmah El Yunusiyyah: Pahlawan Nasional dan Syaikhah Pertama dari Universitas Al-Azhar
-
Panggil Dasco 'Don Si Kancil', Prabowo Ingatkan Kader: Manusia Mati Meninggalkan Nama
-
Rektor IPB Arif Satria Resmi Jadi Nakhoda Baru BRIN, Babak Baru Riset Nasional Dimulai