Suara.com - Dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo Nyak Sandang meminta 3 permintaan. Kakek asal Aceh yang ikut patungan membeli pesawat Indonesia pertama pada tahun 1950-an.
Nyak Sandang diterima Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (21/3/2018) pukul 18.25 WIB.
Dalam pertemuannya ini, Nyak Sandang pun mengutarakan beberapa permohonan kepada Presiden. Salah satunya mengenai bantuan untuk operasi katarak. Jokowi memastikan akan membantunya.
"Baik nanti saya uruskan untuk kataraknya. Katarak kan operasi ringan, besok tolong dicek ke rumah sakit untuk kataraknya," jawab Jokowi.
Kemudian Nyak meminta agar dibuatkan masjid di kampungnya di Lamno, Aceh. Terkait hal tersebut, Jokowi mengatakan akan mengirimkan tim terlebih dahulu untuk mengecek lokasi di sana.
Selanjutnya Nyak mengutarakan permintaan yang ketiga. Yakni, untuk menunaikan ibadah haji.
"(Nyak) ingin naik haji. Kalau bisa tahun ini, karena sudah tua," kata Maturidi.
Terkait hal ini, Jokowi akan mengupayakannya dan berkoordinasi dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Sambil menunggu kepastian keberangkatan haji, Jokowi pun menawarkan untuk umroh terlebih dahulu.
"Mengingat haji kan ada antriannya, nanti saya bicarakan dengan Menteri Agama," kata Presiden.
Baca Juga: Prabowo Sebut Indonesia Bubar di 2030, Jokowi: Harus Optimistis
Dalam pertemuan itu Nyak Sandang juga menunjukkan bukti obligasi Pemerintah Indonesia tahun 1950 yang dimilikinya kepada Presiden.
Seperti diketahui, Nyak Sandang adalah salah satu orang yang ikut andil menyumbangkan harta kekayaannya untuk membeli pesawat pertama Indonesia.
Hal ini berawal dari tahun 1948 saat Presiden Soekarno berkunjung ke tanah Aceh guna mencari dana untuk pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka.
Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas. Hartanya yang dihargai Rp100 pun diserahkan kepada negara.
Presiden Soekarno pun menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebanyak 120 ribu dolar Singapura dan 20 kilogram emas murni untuk membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002.
Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
Terkini
-
Puluhan Siswa SDN 01 Gedong Pasar Rebo Keracunan MBG, Lima Anak Dilarikan ke IGD!
-
Hati Hancur Ayah Arya Daru di DPR: Apa yang Terjadi Pada Anak Kami?
-
Sindir Gibran? Dosen IPB Kuliti Kampus Abal-abal Luar Negeri: Siapapun Diterima Asal Bayar
-
Istri Gus Dur Siap Jadi Penjamin, Polisi Masih Pertimbangkan Penangguhan Penahanan Delpedro Cs
-
Menkeu Purbaya ke Istana Bawa Berkas, tapi Ngaku Cuma 'Makan Siang Gratis'
-
Rugi Ratusan Juta, Kebakaran Laundry di Ciracas Jaktim Diduga Tabung Gas Setrika Pengering Bocor
-
Gubernur Aceh Mualem Jajan Es Krim di Motor Pelat BK, Sindir Gubsu Bobby Nasution?
-
DPR Desak Kasus Kematian Diplomat Arya Daru Dibuka Kembali, Sang Istri Ungkap Kejanggalan Bukti
-
Ilham Habibie Kembali Dipanggil KPK Terkait Kasus Dugaan Korupsi Iklan BJB
-
Borok Dana Haji Terkuak: Potensi Kebocoran Rp 5 Triliun Per Tahun Disisir, Kejagung Digandeng