Suara.com - Dalam kurun waktu lima tahun terakhir sekitar 4.000 orang nelayan atau pekerja di sektor perikanan menjadi korban kejahatan human trafficking.
Hal ini seperti diungkapkan Deputi Menko Bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan dan Anak usai acara Forum Konsultatif mengenai Kerjasama Regional Melawan Perdagangan Manusia, Eksploitasi Kerja dan Perbudakan di Laut, Sujatmiko di Kuta, Badung, Selasa (27/3/2018).
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan, kata menunjukkan saat ini ada 4.000 orang yang bekerja diperikanan menjadi korban perdagangan manusia.
“4.000 orang yang jadi korban itu berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan. Bahwa segitu banyaknya pekerja di laut yang menjadi korban. Pekerja di laut siapa yang melindungi? laut jauh dari mana-mana, mereka rentan terkena eksploitasi,” terang Sujatmiko.
Pekerja di laut seperti nelayan dan ABK, lanjut Sujatmiko, rentan akan eksploitasi seks, kekerasan, dipukul, dibunuh, ada juga yang dilempar ke laut.
“Menurut ibu Susi Pudiastuti ada 4.000 orang yang jadi korban. Kami memang sulit untuk mendata hal itu. Nelayan ini mereka jarang pulang, melaut bisa berbulan-bulan baru pulang,”jelasnya.
Menurutnya, hal itu bisa terjadi lantaran nelayan dan pekerja di laut asal Indonesia dikapteni warga asing. Pemilik kapalnya orang asing, berbendera luar negeri, dan posisinya berada di lautan lepas.
“Hal ini sangat kompleks. Kalau masih di tanah, di rumah, atau home industri kami masih mudah mengontrol. Tapi, kalau di laut agak susah. Di sinilah kami dari negara akan hadir,”katanya.
Diterangkan Sujatmiko, yang memberikan ijin suatu kapal beroperasi itu tidak hanya dari satu kementerian saja seperti halnya yang memberikan ijin kapalnya dari KKP. Yang memberikan ijin warga menjadi ABK pun dari kementerian lain.
Baca Juga: Mengerikan! NTT Zona Merah Kasus Perdagangan Manusia
“Yang memberikan ijin itu berbeda-beda, masih belum terkoordinasikan,”katanya.
Pihaknya menyatakan, bahwa warga Indonesia yang menjadi korban kasus human trafficking di perikanan ini paling banyak terjadi di Malaysia, Taiwan, Thailand, Korea, bahkan sampai Amerika Latin.
Langkah-langkah untuk melindungi tenaga kerja perikanan dan TKI pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri sudah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti KBRI dan Bareskrim Polri.
“Di sini sulit untuk menangkap pelakunya. Kenapa sulit karena bisa multinasional, pemilik kapal siapa, benderanya siapa. perairanya dimana. Ini lah yang sulit, apalagi kalau sudah di laut bebas,” tegasnya.
(Kontributor: Sukiswanti)
Berita Terkait
-
Benarkah Isu Diplomat Arya Daru Dibunuh Karena Endus Mafia Perdagangan Manusia? Ini Kata Kemlu
-
Lindungi Hak Anak: Stop Perdagangan Manusia Sekarang!
-
Drama Laut Andaman: Mengungkap Sindikat Perdagangan Manusia Rohingya di Aceh
-
Harta Miliaran Rupiah Habis, Cynthiara Alona Siap Lawan Mantan Kuasa Hukum, Ini Penyebabnya
-
Wawancara Khusus Laurentina 'Suster Kargo', Pejuang Anti Human Trafficking Penerima Anugerah HWPA 2023
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Dibully Mahasiswa Unud usai Tewas, Polisi Telusuri Isi HP dan Laptop Timothy Anugerah, Mengapa?
-
Dituding Sebar Fitnah soal NCD, Dirut CMNP Dilaporkan MNC Asia Holding ke Polda Metro Jaya
-
Ledek Kubu Roy Suryo Cs? Pentolan ProJo usai Jokowi Pamer Ijazah: Tanya Mas Roy Sajalah
-
Viral Karyawan SPPG MBG Jadi Korban Pelecehan, Terduga Pelaku Keluarga Anggota TNI?
-
Siswa Sekolah Rakyat Diam-diam Surati Prabowo, Seskab Teddy Bongkar Isi Suratnya!
-
Ketua DPD RI Ajak Pemuda Parlemen Berpolitik Secara Berkebudayaan dan Jaga Reputasi
-
Diawasi DPR, UI Jamin Seleksi Calon Dekan Transparan dan Bebas Intervensi Politik
-
Kala Legislator Surabaya Bela Adies Kadir dari Polemik 'Slip Of Tonge', Begini Katanya
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945