Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah tudingan sejumlah pihak, yang mengatakan Sumitro Djojohadikusumo—ayah Prabowo Subianto—adalah penganjur sistem ekonomi neoliberal di Indonesia.
Sumitro, ketika menjabat Menteri Perdagangan dan Industri ketujuh (6 Juni 1968–28 Maret 1973), dinilai sebagai pejabat yang pro-Amerika.
“Tudingan tersebut tidak benar adanya. Sumitro justru penganut ekonomi Keynesianisme, teori ekonomi yang menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengendalikan perekonomian nasional,” tuturnya.
Teori Keynes adalah teori ekonomi yang didasarkan pada ide seorang ekonom asal Inggris abad ke 20, John Maynard Keynes.
"Pak Mitro itu Keynesian. Dia itu sudah menjadi Menteri Keuangan sejak era Bung Karno (Kabinet Wilopo dan Burhanuddin Harahap). Usia 30 tahun sudah jadi Menkeu. Tiga kali kalau tidak salah, beliau menjadi Menteri Keuangan di jaman itu," kata Fadli di DPR, Jakarta, Selasa (3/4/ 2018).
Menurut Fadli, Sumitro memang ahli di bidang ekonomi. Namun, ia lebih menekankan ekonomi politik atau ekonomi yang strukturalis. Bukan ekonomi liberal kapitalistik seperti yang selama ini dituduhkan.
Fadli mengklaim, Sumitro memiliki keberpihakan pada kelompok yang lemah.
"Sehingga pada waktu itu diperlukan semacam affirmative action kepada UMKM, petani dan sebagainya," ujar Fadli.
Fadli mengakui Sumitro adalah salah satu inisiator pengiriman sejumlah pemuda Indonesia untuk bersekolah ke kampus-kampus terkemuka di Amerika, seperti seperti MIT, Cornell, Berkeley dan Harvard.
Baca Juga: Miras Oplosan Hanya Dijual Seharga Rp20 Ribu
Pemuda yang dikirimkan atas kerja sama dengan Ford Fondation itu, yang kekinian beken disebut “Mafia Barkeley” dan diasosiasikan sebagai ekonom neoliberal.
"Kalau orang-orang itu lalu menjadi neolib, bukan berarti Pak Mitro neolib. Widjojo (Nitisastro) cs dikirim waktu itu ke Berkeley. Waktu itu di Berkeley, dekannya, sebenarnya cara berpikirnya strukturalis, agak sosialistik. Tapi begitu sampai di sana, dekan ekonominya diganti. Akhirnya cara berpikirnya neolib," tutur Fadli.
Fadli mengakui Widjojo Cs yang kemudian diangkat sebagai menteri di bidang ekonomi dan keuangan di era Presiden Soeharto memiliki cara berpikir neoliberal. Di mana, peran negara ditekan seminim mungkin dalam pengelolaan pasar.
Privatisasi dan dergulasi, dan akses pasar dibuka seluas-luasnya kepada para pelaku pasar.
"Bukan Pak Mitro yang neolib. Jelas kok. Bahkan kakeknya Pak Prabowo itu bisa dibilang bapak koperasi kita. Walaupun seringkali Bung Hatta lah yang disebut bapak koperasi," terangnya.
"Tapi menurut saya Bung Hatta itu bapak ekonomi kerakyatan. Tapi kakeknya Pak Prabowo, yakni Margono Djojohadikusumo, sebetulnya adalah ketua koperasi bahkan sejak jaman Hindia Belanda."
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres