Suara.com - Gesekan tak sehat kerap terjadi antara pasar tradisional dan modern di Jawa Tengah. Calon gubernur Jateng Sudirman Said menilai perlu ada zonanisasi pasar agar pasar tradisional tidak tergerus persaingan.
Menurut Sudirman Said sudah saatnya Jawa Tengah ada aturan atau zonasi yang mengatur minimarket atau pasar modern, pasar tradisional dan pedagang kaki lima.
Menjamurnya mini market kerap menjadi masalah bagi pedagang kecil, tak hanya yang ada di pasar tradisional tapi para pedagang kecil dan kelontong kerap tersisihkan.
Secara umum, kata Sudirman, kuncinya adalah pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi. Dia yakin mampu menata berbagai persoalan pedagang dan pasar.
"Menegakkan pemerintahan yang bersih itu jadi salah satu rencana kami, karena kami sadar, kalau ingin mengurangi kemiskinan, paling tepat adalah menumbuhkan wirausaha, dan harus ditopang pemerintahan bersih," katanya, di Semarang, Rabu (4/4/2018).
Dalam isi 22 Program Kerja nya, Sudirman ingin menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Perlindungan pasar tradisional menjadi salah satu prioritasnya.
"Pemerintah harus jadi penopang ekonomi masyarakat, Jateng perlu mencontoh Sumatera Barat, di sana tidak ada pasar moderen. Meski mungkin di Jateng tak bisa seperti itu, jadi solusinya zonanisasi yang tegas," paparnya.
Dia ingin aparat terkait pasar, bisa bertindak tegas dan bersih, mampu menegakan hukum dengan konsisten mana-mana daerah yang zona merah (larangan) bagi pasar moderen.
"Jateng itu kaya akan sumber hasil alam, perlu pasar khusus, seperti pasar grosir dan bisa menjadi lumbung kebutuhan sembako dan menyangga daerah lainnya," katanya.
Baca Juga: Sudirman Said Merasa Populer, di Pasar Banyak yang Ajak Foto
Sementara itu Sutrisno, pengurus Persatuan Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Kota Semarang, mengapresiasi langkah cagub sokongan Partai Gerindra, PAN, PKB, dan PKS ini. Selain zonanisasi pasar dia ingin aturan retribusi pasar tradisional tidak memberatkan pedagang.
"Dikit-dikit disuruh bayar pajak, dan kita bingung tidak bisa menyuarakan kemana, dari kita tidak tahu sama sekali, karena apapun yang terjadi besar kecilnya tetap membebani kami. Subsidi untuk masyarakat, kita harus membayar, kami berharap Pak Dirman bisa menjembatani masalah itu," kata Sutrisno. (Adam Iyasa)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting