Suara.com - Ketua tim pilkada Komnas HAM 2018 Hairiansyah mengatakan hampir 6,7 juta warga negara Indonesia terancam tidak bisa mengikuti Pilkada 2018. Hal itu disebabkan oleh masalah regulasi yang tak kunjung selesai.
Lambatnya proses pembuatan e-KTP masih menjadi masalah bagi warga yang berhak menjadi pemilih namun tidak tercantum dalam data kependudukan.
Hairiansyah menjelaskan lambatnya proses pembuatan e-KTP disebabkan oleh masih adanya kendala teknis dari Disdukcapil di berbagai daerah.
"Kendalanya adalah kapasitas petugas dan alat yang tersedia juga soal jaringan internet di berbagai tempat belum bekerja secara maksimal," jelasnya di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/4/2018).
Hal lain yang menjadi alasan lambatnya proses pembuatan e-KTP karena kurangnya pastisipasi warga dalam pengurusan e-KTP.
"Di Jawa Barat wilayah selatan itu untuk datang ke kantor kecamatan tentu mereka membutuhkan biaya yang besar. Sehingga sering kali masyarakat tidak mau melakukan itu karena kebutuhan untuk sehari-hari saja menjadi masalah," katanya.
Hairiansyah berharap agar warga dapat lebih aktif untuk mengurus e-KTP agar mendapatkan hak pilih di Pilkada 2018 nanti.
"Kita berharap ada pro aktif," harapnya
Baca Juga: Komnas HAM Catat 2 Juta Calon Pemilih Pilkada Belum Punya e-KTP
Berita Terkait
-
Komnas HAM Catat 2 Juta Calon Pemilih Pilkada Belum Punya e-KTP
-
Setahun Kasus Novel Belum Terungkap, Polri: Kami Bukan Dukun
-
Komnas HAM Nilai Ada yang Salah dengan Sistem Pangan di Indonesia
-
Komnas HAM Soroti Aspek Pelaksanaan Hak Atas Pangan di Indonesia
-
KPAI: Tren Pelibatan Anak untuk Kampanye Politik Meningkat
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Anggaran Jumbo Pertahanan RI Rp187,1 Triliun, Panglima TNI: Senjata Canggih Itu Sangat Mahal
-
Bukan Dilarang Total, Kakorlantas Tegaskan Sirene dan Strobo Polisi Tetap Meraung untuk Tugas Ini
-
Akhir Tragis Nasir di Yalimo: Hilang Saat Kerusuhan, Ditemukan Tewas Mengenaskan Penuh Anak Panah
-
Tak Setuju Gaji Anggota DPR Dipotong Gegara Bolos Rapat, Adian PDIP: Nanti Kita Terjebak Absensi
-
Dukung KLHK, NHM Laksanakan Aksi Bersih-bersih Serentak World Cleanup Day 2025 bersama Mitra Lokal
-
Sejak 2003, Haji Robert Konsisten Membina Ribuan Santri Penghafal Qur'an
-
Mendagri Ingatkan Pemda Jaga Kamtibmas & Susun Strategi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
-
Mimpi Jadi Tentara Terhalang Duit? KSAD Maruli Simanjuntak: Siapa Pun Bisa Daftar Tanpa Biaya!
-
Tragedi Minggu Pagi, Atap Gedung Rp120 Miliar KPT Brebes Ambruk, Warga dan Pekerja Jadi Korban
-
11 Buku Pendemo Disita, Dandhy Laksono Kritik: Bukti Polisi Tidak Membaca