Suara.com - Mantan Ketua DPR Setya Novanto sempat menghilang pada tanggal 15 sampai 16 November 2017, ketika tim penyidik Komisi Pemberantasan Kourpsi mendatangi kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kala itu, tim KPK yang hendak menangkap Setnov harus gigit jari. Sebab, Setnov kala itu tak ada di rumah.
Tim penyidik hanya diterima oleh Deisti Astriani Tagor dan mantan pengacara Setnov, Fredrich Yunadi. Namun, hingga keesokan harinya, pada tanggal 16 November 2017, Setnov belum juga memberikan kabar.
Deisti mengatakan, suaminya tersebut baru memberi kabar melalui sambungan telepeon, ketika sore hari.
Ia mengungkapkan, saat berbicara melalui telepon tersebut, Setnov memyampaikan pesan kepada dirinya dan anak-anaknya.
Pesan Setnov itulah yang diungkapkan Deisti saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan kasus dugaan merintangi penyidikan kasus e-KTP dengan terdakwa Fredrich Yunadi, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018).
"Setelah Zuhur saya dihubungi bapak, lewat telepon, dan bilang 'Kamu yang sabar ya, yang kuat dan tabah, bilang sama anak-anak, saya nanti malam sekitar jam 7 atau jam 8 akan ke KPK bersama dengan DPD-DPD 1 (Dewan Pimpinan Daerah Golkar)," kata Deisti.
Deisti mengaku hanya pesan tersebut yang disampaikan Setnov ketika menelepon dirinya. Sebab, setelah mendengar pesan tersebut, Deisti langsung menangis.
"Hanya begitu, karena dengar pesan itu saya langsung menangis. Dia hanya bilang yang kuat dan tabah, hanya begitu," jelasnya.
Baca Juga: Fadli Zon Minta Cari Pembisik Jokowi soal Racun Kalajengking
Deisti mengatakan, Setnov tidak bisa dihubungi setelah tim penyidik KPK mendatangi rumahnya. Saat itu, atas desakan tim penyidik KPK, Deisti selalu mengubungi Setnov, namun tidak pernah terhubung.
"Setelah itu kita menunggu. Kita terus menelpon bapak, terus mencari. Saya coba-coba telepon ke Pak Nov dan ajudan, tapi tak tersambung, mati. Karena tak menjawab, jam setengah 12 baru dilakukan penggeledahan," jelas Deisti.
Untuk diketahui, saat Setnov menjadi saksi bagi terdakwa dokter Bimanesh Sutarjo, dia mengaku pada tanggal 15-16 November itu berada di Sentul Bogor, Jawa Barat. Dia menginap di sebuah hotel bersama dengan ajudannya Rheza Phalevi.
Setelah pulang dari sana, Setnov ke Jakarta pada tanggal 16 November siang. Namun, saat hendak menuju kantor MetroTV, Setnov bersama Hilman dan Rheza mengalami kecelakaan.
Setnov langsung dilarikan ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau untuk menjalani perawatan. Tak lama setelah itu, Setnov dipindahkan ke RS Cipto Mangunkusumo.
Setnov kini sudah divonis bersalah dalam kasus e-KTP. Dia dihukum pidana penjara selama 15 tahun oleh majelis hakim pada Pengadilan Tipikor.
Berita Terkait
-
Dipenjara 15 Tahun, Setya Novanto Akan Jadi Anak Kost dan Santri
-
Ikhlas Dibui 15 Tahun, Setya Novanto Cuma Ingin 'Cooling Down'
-
Setnov Bersama Istri Jadi Saksi di Sidang Fredrich Yunadi
-
KPK Akan Eksekusi Setya Novanto ke Lapas Sukamiskin
-
Terus Mengeluh, KPK Pindahkan Fredrich Yunadi ke Rutan Cipinang
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf