Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (16/5/2018). Didampingi Dinas Sosial Jatim, Dinkes Jatim dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, KPAI melihat kondisi tujuh anak korban ledakan bom baik di Surabaya maupun Sidoarjo.
Ketua KPAI, Susanto menjelaskan tujuh anak korban bom terdiri dari tiga anak terduga teroris di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur. Satu lagi adalah anak pelaku bom Polrestabes Surabaya dan tiga anak lain adalah anak dari terduga teroris dari Tandes, Surabaya.
"Terduga teroris yang mengajak anak-anak ini adalah pelanggaran serius. Anak-anak ini tidak berdosa. Seharusnya orangtua menjadi pelindung utama," terang Susanto, Rabu (15/5/2018).
Susanto menegaskan, kasus ini menjadi atensi karena infiltrasi radikalisme telah bergeser. "Kalau dulu guru yang mengajak atau mempengaruhi, tapi skarang orangtua yang melakukannya," tegasnya.
Untuk itu, tambah Susanto, perlu penanganan komprehensif dalam kasus ini. "Nantinya, setelah anak-anak ini sembuh, kita akan menyerahkannya pada pihak keluarga dengan catatan yang tidak memilki pemikiran yang radikalisme," tambahnya.
Namun sebelumnya, kata Susanto, anak-anak ini lebih dulu akan diberikan pemahaman tepat dalam semua ajaran. "Baik itu agama, bernegara dan lainnya," pungkasnya. (Achmad Ali)
Berita Terkait
-
Dari Puncak JI ke Pangkuan Ibu Pertiwi: Kisah Abu Rusydan dan Komitmen Deradikalisasi Negara
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Anak-Anak Keracunan, Belatung Ditemukan, Mengapa Program MBG Tak Juga Dihentikan?
-
Ibu dan 2 Anak Tewas di Bandung, KPAI: Peringatan Serius Rapuhnya Perlindungan Keluarga
-
KPAI Sebut Kasus Tewasnya Ibu dan 2 Anak di Bandung Berkategori Filisida Maternal, Apa Itu?
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
"Segel Tambang, Bukan Wisata Alam": Warga Puncak Sampaikan Protes ke Menteri LH
-
Pengurus PWI Pusat 2025-2030 Resmi Dikukuhkan, Meutya Hafid Titip Pesan Ini
-
Mardiono Terbuka Merangkul Kubu Agus Suparmanto: Belum Ada Komunikasi, Belum Lihat Utuh SK Kemenkum
-
KAI Antisipasi Ledakan 942 Ribu Penumpang di HUT TNI Besok: Ambulans dan Medis Kami Siapkan
-
Kembalikan 36 Buku Tersangka Kasus Demo Agustus, Rocky Gerung Berharap Polisi Baca Isinya, Mengapa?
-
Kasus Siswa Keracunan MBG di Jakarta Capai 60 Anak, Bakteri jadi Biang Kerok!
-
Polisi Masih Dalami Sosok 'Bjorka' yang Ditangkap di Minahasa, Hacker Asli atau Peniru?
-
Rano Karno Sebut Penting Sedot Tinja 3 Tahun Sekali: Kalau Tidak bisa Meledak!
-
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 14 Orang, Tim DVI Terus Identifikasi Santri Belasan Tahun
-
Diragukan Bjorka Asli, Dalih Polisi Ciduk WFH Pemuda Tak Lulus SMK yang Diklaim Bobol Data Bank