Suara.com - Mantan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, Antonius Tonny Budiono telah divonis penajara selama lima tahun. Vonis dijatuhkan oleh Majelis Hakim pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta.
Terhadap vonis tersebut, Tonny menerimanya meski mengaku berat.
"Kalau bagi saya sebenarnya berat. Tapi gimana, karena saya salah ya, saya terima. Umur saya udah 60 (tahun), 5 tahun itu sudah hukuman buat saya," katanya usai menjalani sidang vonis di Gedung Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (17/5/2018).
Tonny mengatakan dirinya sudah sejak awal mengaku bersalah karena telah menerima pemberian dari pihak tertentu. Dia juga mengaku sudah bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membuka kasus tersebut dengan jelas.
"JC (Justice Collaborator)? Kan saya konsisten dari awal sampai sidang selesai, tetap ngakuin salah," katanya.
Lebih lanjut, Tonny mengatakan dirinya siap menjalani hukuman yang telah dijatuhkan kepadanya. Dia tak terlalu peduli dengan adanya remisi bagi terpidana yang mendapat status JC.
"Kalau itu saya nggak tahu. Yang penting saya dihukum. Saya jalani. Saya merasa bersalah. Ini akan jadi contoh supaya teman-teman saya tidak melakukan hal yang sama dan mengalami hal yang sama dengan saya," tutupnya.
Tonny divonis penjara karena dinilai hakim terbukti bersalah telah menerima uang suap senilai Rp 2,3 miliar. Uang tersebut untuk pemulusan sejumlah perizinan di lingkungan Kemenhub.
Tag
Berita Terkait
-
Modus Licik Eks Pejabat MA Zarof Ricar Sembunyikan Aset Rp35 Miliar, Ternyata Atas Nama Dua Anaknya
-
KPK Kejar Jejak Uang Korupsi Haji, Giliran Bendahara Asosiasi Travel Diperiksa
-
Korupsi Kuota Haji: KPK Endus Aliran Duit Haram Sampai ke Meja Dirjen, Hilman Latief Dicecar 11 Jam
-
KPK Panggil Nursatyo Argo sebagai Saksi, Korupsi LNG Temui Titik Terang?
-
Dicecar Hampir 12 Jam di KPK, Hilman Latief Terseret Pusaran Korupsi Kuota Haji
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga