Suara.com - Gang Rode nyaris tak pernah disebut dalam buku-buku sejarah. Namun, di kalangan aktivis reformasi 98, nama tempat itu adalah legenda. Gang itu bak kawah Candradimuka, tempat para pemuda dan rakyat menyiapkan reformasi, meruntuhkan Soeharto, 20 tahun silam.
Suatu siang yang panas tahun 1994, Fahim tengah asyik beristirahat di sebuah rumah bernomor 610, Gang Rode, Jalan Sultan Agung, Yogyakarta, setelah menggelar aksi demonstrasi.
Gejolak politik mulai memanas di Yogyakarta. Fahim dan kawan-kawannya kian berani menyusun siasat, berdiskusi, dan menggelar aksi untuk mengkiritik Soeharto, sang presiden.
Begitu pula Semarang, Surabaya, Makassar, dan Jakarta, mulai bergerak. Mahasiswa dan buruh, juga petani, mulai berani memekikkan tuntutan perbaikan kondisi hidup.
Fahim lantas menyalakan televisi butut di ruang tengah rumah yang menjadi markas para demonstran itu.
Namun, belum lama ia menonton siaran acara TVRI, Fahim dikagetkan oleh suara ledakan yang menggetarkan ruangan tersebut.
"Duaaarrrrrr!!!"
Fahim terkejut. Telinganya berdenging. Dalam beberapa jam selanjutnya, ia tak mampu mendengar apa pun.
Dalam ketulian sementara, ia mencari tahu, apa gerangan yang mengakibatkan ledakan besar itu. Tak berselang lama, ia temukan penyebabnya: sebuah mercon seukuran lengan tangannya sengaja diledakkan orang misterius.
Baca Juga: Kinerja Buruk, 1.295 Pejabat Kementan Dibongkar Amran
“Enyah kau dari negeri ini, kalian adalah penghianat bangsa,” begitulah tulisan yang tertera di mercon tersebut.
“Kuping rasanya berjam-jam gak denger, waktu itu kami habis aksi. Kami biasa diteror oleh penguasa saat itu,” ujar Fahim mencoba mengingat peristiwa menengangkan itu di tahun 1994.
Fachim Fahmi nama lengkapnya. Sejak era 1980-an sampai medio 1990, ia dipercaya sebagai koordinator divisi pendidikan dan informasi di Gang Rode 610, rumah para aktivis penentang Soeharto.
Rode atau banyak kalangan menyebutnya Gang Rode, memang menjadi tempat singgah para aktivis pada tahun 1988-1998.
Bisa dikatakan, tempat ini merupakan salah satu titik sentral untuk merumuskan ide dan gagasan dalam menyuarakan hak-hak sipil untuk menjunjung tinggi prinsip demokrasi di Indonesia, yang kala itu dihadapkan pada brutalitas dan otoritarianisme rezim Orde Baru.
Salah satu eksponen gerakan reformasi 98 yang juga akrab dengan Gang Rode adalah, Widji Thukul, penyair et aktivis yang dilenyapkan oleh rezim ketika itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Curhat Wakil Ketua DPRD Jabar, Tunjangan Rp71 Juta Tak Cukup Beli Rumah
-
Jhon Sitorus ke Loyalis Jokowi: Setelah Budi Arie Dipecat, Kok Kayak ODGJ Semua?
-
Menkeu Purbaya Tanggapi Ulah Anak yang Sebut Sri Mulyani 'Agen CIA': Dia Masih Kecil
-
Klaim 'Blind Spot' Terbantah! Affan Kurniawan Bisa Terlihat dari Dalam Rantis Brimob
-
Viral! Tren Foto Tengah Malam di Jalan Raya
-
Pegiat Media Sosial Sindir Mundurnya Rahayu Saraswati: Gantiin Dito di Kemenpora?
-
Pramono Anung: Banyak Anak Muda Jakarta Takut Nikah karena Harga Rumah Tak Terjangkau
-
Permintaan Terakhir Rahayu Saraswati Setelah Menyatakan Mundur dari DPR
-
Turki Peringatkan Hamas Soal Serangan Israel di Doha
-
Bandingkan Indonesia dengan Nepal, Jhon Sitorus Sindir Pejabat yang Ogah Mundur