Suara.com - Kebebasan yang dirasakan warga maupun elite di Indonesia pada jaman kiwari, tidaklah jatuh gratis dari langit. Tidak pula ditebus dengan harga murah, melainkan oleh keringat, air mata, bahkan darah para pemuda yang tak takut menghadapi Soeharto, 20 tahun silam.
Dalam narasi besar reformasi 1998 yang diklaim para elite, terselip satu cerita dari para aktivis yang tak dikenal. Di sebuah gang bernama Rode, Yogyakarta. Gang yang dianggap legenda oleh banyak eksponen pendobrak rezim Orde Baru.
Semua kisah itu bisa dirangkum sejak Kamis malam, 27 Juni 1996. Ketika sekelompok tentara gabungan dari Komando Distrik Militer serta Komando Resor Militer zona wilayah Diponegoro merangsek masuk Gang Rode, Jalan Sultan Agung, Yogyakarta.
Mereka berderap, bergegas mendobrak masuk sebuah rumah bernomor MG II/610. Rumah itu, tempat para aktivis mahasiswa, buruh, petani, dari berbagai daerah se-Indonesia sering berkumpul untuk menentang Soeharto.
Mereka merazia, mengacak-ngacak rumah tersebut. Membuka setiap almari. Menjejak di seluruh ruangan.
Para serdadu baru keluar setelah puas dengan membawa tumpukan-tumpukan dokumen, selebaran-selebaran aksi anti-Soeharto.
Tak lupa, mereka juga mengambil serta buku-buku yang dianggap ”komunis”, seperti novel-novel sastrawan terbesar Indonesia Pramoedya Ananta Toer, dan juga sekelumit buku karangan Karl Marx—yang di kalangan aktivis sering disebut ”Mbah Jenggot”.
Banyak aktivis Rode ditangkap lalu dibawa ke Kodim. Sesampainya di markas tentara, mereka ditahan, diintimidasi, dipukul bahkan ditendang.
Baca Juga: Stop Persekusi Ahmadiyah, Jangan Biarkan Bibit Terorisme Menyebar
Mereka dituduh melakukan pembangkangan atas semua kebijakan Soeharto.
Saat banyak aktivis yang disiksa di markas, seorang pemuda bernama Fachim Fahmi yang masih bebas berkeliaran, mencoba bersiasat.
Fahim segera melaporkan peristiwa itu ke Komnas HAM dan Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta.
Situasi yang mencekam itu membuat Fahim segera bertindak cepat, ia melaporkan apa yang terjadi malam itu ke sejumlah lembaha HAM dan Lembaga Batuan Hukum (LBH) Yogyakarta.
Menurutnya, suasanya sudah tidak karuan. Militer begitu brigas melakukan pengrebekan di Gang Rode.
“Anak-anak di bawa ke kodim, tentara mengintimidsi, selalu bertanya yang menyudutkan, ditunggangi siapa? Tujuannya apa?” kata Fahim menirukan gertakan militer.
Berita Terkait
-
Anak Sekolah di Lereng Merapi Tetap Belajar saat Gunung Meletus
-
Rode, Reformasi 98 yang Meletus dari Gang Sempit.....
-
Meletus Freatik, Status Merapi Masih Bahaya untuk Pendaki
-
Hari-hari Terakhir Soeharto, Satu Hikayat dari Si Tukang Kebun
-
Cegah Mahasiswa Radikal, Kampus di Yogya Siapkan Kontrak Pro NKRI
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Kaldera Toba Kembali dapat Kartu Hijau UNESCO, Gubernur Bobby Nasution Ajak Terus Jaga Bersama
-
Ngaku Merasa Terhormat Jadi Menteri Keuangan, Kinerja Purbaya Yudhi Sadewa Disorot
-
Pamer ATM Prioritas, Anak Menkeu Purbaya Sebut Ciri Orang Miskin: Rasis & Bermental Pengemis
-
Melawan Kritik dengan Kekuatan Negara? TNI Dikecam Keras Karena Laporkan Ferry Irwandi!
-
Bukan Cuma Tudingan 'Agen CIA'? Ini 4 Fakta Geger Lain dari Anak Menkeu Purbaya Sadewa
-
CEK FAKTA: Benarkah Warga Kehilangan Penglihatan karena Gas Air Mata Aparat?
-
7 Fakta di Balik Revolusi Pilkades: Dari Daftar Online Hingga E-Voting Anti Curang
-
Yusril Temui Direktur Lokataru di Tahanan, Jamin Proses Hukum Akan Diawasi
-
Raffi Ahmad vs Politisi Senayan di Bursa Menpora? Sosok Ini Beri Jawaban
-
Ibu dan 2 Anak Tewas di Bandung, KPAI: Peringatan Serius Rapuhnya Perlindungan Keluarga