Suara.com - Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan memiliki catatan tersendiri untuk agenda reformasi 20 tahun yang lalu.
Menurut dia, demokrasi yang kala itu diperjuangkan, masih menyisakan tanda tanya yang musti dijawab oleh semua bangsa.
Ketua Umum PAN itu berpendapat, sistem demokrasi perlu diluruskan kembali, disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila, yakni demokrasi yang mengutamakan hajat hidup rakyat Indonesia, tanpa terkecuali.
"Demokrasi Pancasila harus betul-betul diluruskan, demokrasi yang bisa hasilkan kesetaraan, keadilan, bebas dari rasa takut, demokrasi yang melahirkan persatuan dan harmoni," kata Zulkifli dalam acara 20 Tahun Refleksi Reformasi, di DPR, Jakarta, Senin (21/5/2018).
Zulkifli menilai, dalam dunia politik saat ini, seakan-akan terjadi sebuah dikotomi antara kelompok satu dan yang lainnya.
"Dalam politik sekarang seolah-olah kita sedang dibagi dua. Ada merasa paling benar dan yang salah semua. Padahal di dalam demokrasi Pilpres hal yang biasa saja. Nah, agenda itu paling penting dirumuskan," tutur Zulkifli.
Selain itu, Zulkifli juga melihat terjadi kesenjangan sosial dimana-mana. Hal ini harus segera diatasi, supaya agenda reformasi benar-benar bisa terwujud.
"Banyak kesenjangan sosial dan ketimpangan yang luar biasa. Kalau nggak segera ditangani, maka ini akan berbahaya bagi persatuan," kata Zulkfli.
Hal lain yang menjadi sorotannya yaitu biaya pemilihan kepala daerah yang sangat tinggi. Hal ini sangat berimplikasi pada integritas kepala daerah yang terpilih.
Baca Juga: 20 Tahun Reformasi: Militer Melawan Terorisme Tak Jawab Masalah
"Bagaimana nggak banyak masalah kalau biaya politik mahal. Negara nggak ikut menanggung, kandidat nggak boleh cari uang, partai nggak boleh cari uang. Kan itu resikonya. Sehingga puluhan, bahkan ratusan orang kena OTT (operasi tangkap tangan)," kata Zulkifli.
Berita Terkait
-
Harga Pupuk Subsidi Turun, Menko Pangan Apresiasi Pupuk Indonesia
-
Harga Pupuk Subsidi Turun, Zulhas: Pupuk Indonesia Bisa Bangun Satu Pabrik Setiap Tahun
-
Zulkifli Hasan Klaim Program MBG Bisa Tingkatkan IQ Anak Indonesia
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Ketua MPR: Tunggu Keputusan Presiden!
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
Terkini
-
Setelah Rumah Dinas Gubernur Riau, KPK Geledah Kediaman Dua Anak Buahnya
-
RS Polri Identifikasi Dua Jenazah Terbakar di ACC Kwitang sebagai Reno dan Farhan
-
Ledakan Mengguncang Masjid di SMA 72 Jakarta Utara, Benda Ini Diduga Jadi Pemicunya?
-
2 Siswa jadi Korban, Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Diduga dari Speaker Masjid
-
Ledakan di Masjid SMA 72 Jakarta Diduga Berasal dari Sound System
-
Eks Sekretaris MA Kembali ke Meja Hijau: Sidang TPPU Terkait Kasus Suap Rp49 Miliar Digelar!
-
Para Korban Diangkut Mobil, Viral Detik-detik Kepanikan usai Ledakan di Masjid SMAN 72 Kelapa Gading
-
DataOn Sukses Gelar Konferensi HR Tahunan ke-15: Gabungkan Inovasi & Sisi Humanis
-
Breaking News! Masjid di SMA 72 Diguncang Ledakan, Sejumlah Korban Dilarikan ke RS
-
Polda Metro Jaya Bagi Dua Klaster Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Roy Suryo di Klaster 2