Suara.com - Para Santri Ma’had Aly Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) menggunakan sebuah acara tradisional untuk menentukan waktu salat. Mereka menggunakan jam matahari di Masjid Al-Aqha Menara Kudus.
Praktik waktu salat zuhur menggunakan jam matahari diikuti mahasantri Ma’had Aly TBS Kudus. Nampak hadir pada kesempatan itu, Dr. KH. Ahmad Faiz LC. MA. (Mudir Ma’had Aly TBS), Kiai Chirzil ‘Ala (Naib Mudir Ma’had Aly TBS), Kiai Kholilurrohman (staf pengajar Ma’had Aly TBS), dan pakar falak Ma’had Aly TBS, Ustaz Noor Aflah SHI.
Dosen UIN Sunan Ampel Abdulloh Hamid tertarik melihat dan mengikuti praktik mengetahui waktu salat dhuhur dengan menggunakan jam matahari.
"Memilih tempat di Menara Kudus, karena dari sisi keklasikannya. Menara juga menjadi barometer untuk mengetahui waktu salat di seluruh kabupaten Kudus, mengetahui awal Ramadan, rashdul qiblat dan hal lain terkait ilmu falak, sejak zaman Kanjeng Sunan Kudus," katanya.
Ini menjadi bukti, ilmu falak sudah dipergunakan sejak masa Sunan Kudus, salah satunya ada tradisi Dandangan, yang pada mulanya adalah tempat berkumpulnya masyarakat untuk mengetahui awal Ramadan.
"Jam matahari ini, sampai kapan pun akan bisa dipakai, selama belum kiamat. Penunjuk modern, suatu saat bisa eror, listrik mati, misalnya, matahari masih tetap bersinar, dan jam matahari bisa menjadi penanda datangnya waktu salat," tuturnya.
Ustaz Noor Aflah mengemukakan, di antara metode penentuan awal waktu salat yang menarik untuk dikaji dan ditelisik lebih dalam, yakni metode jam matahari atau sering disebut sundial ini.
Sundial merupakan instrumen falak yang sederhana, tetapi akurasinya sangat terjaga. Menurut catatan sejarah, sundial (jam matahari) merupakan jam tertua dalam peradaban manusia. Jam ini telah dikenal sejak tahun 3.500 SM. Pembuatan jam matahari di dunia Islam dilakukan oleh Ibnu al-Shatir, seorang astronom Muslim (1304-1375 M).
"Prinsip kerja jam ini, yaitu dengan menunjuk berdasarkan letak matahari dengan cara melihat bayangan matahari. Di Indonesia, jam matahari biasanya dibuat dari tongkat atau semen serta sejenisnya dan ditempatkan di daerah terbuka, agar mudah terkena sinar matahari," ungkapnya.
KH. Ahmad Faiz menyampaikan bahwasanya jam matahari ini akan tetap diajarkan kepada para santri Ma’had Aly TBS yang takhassus-nya adalah ilmu falak.
"Ini peralatan yang telah diwariskan para leluhur dari generasi ke generasi. Selain peralatan-peralatan falak modern, peralatan tradisional juga akan kami berikan," demikian Faiz.
Berita ini kali pertama diterbitkan Kabar Nusa dengan judul "Begini Cara Santri Kudus Tentukan Waktu Salat Zuhur"
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
Terkini
-
Presiden Prabowo Telepon Hotman di Hari Natal, Puji Buka Lapangan Kerja: Hebat Kau!
-
Sama-sama 'Somali' Beda Nasib: Di Mana Letak Somaliland dan Apa Bedanya dengan Somalia?
-
Israel Jadi Negara Pertama di Dunia Akui Kemerdekaan Somaliland, Dunia Arab Murka
-
Koalisi Sipil Kecam Represi TNI di Aceh: Dalih Bendera Bulan Sabit Dinilai Buka Luka Lama Konflik
-
Nyalip Tak Hati-hati, Calya Disopiri Mahasiswa Myanmar Seruduk Minitrans di Duren Tiga
-
Derita WNI Hamil 6 Bulan di Kamboja, Lolos dari Siksaan Sindikat Judi Online
-
Benyamin Davnie: Krisis Sampah Tangsel Momentum Transisi Menuju Teknologi PSEL
-
Kajari Purwakarta Bantah Isu Hoaks Dugaan OTT Jaksa oleh Kejagung
-
Gempa M5,6 Guncang Pesisir Bengkulu, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
-
Arus Balik Natal 2025 Mulai Terlihat di Stasiun Senen