Suara.com - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menciptakan karya yakni sebuah produk pencari korban kecelakaan bencana di laut yang diberi nama HDS (Human Detection System).
HDS merupakan gabungan teknologi Machine Learning dan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) ini dirancang oleh tiga orang mahasiswa ITB yakni Muhammad Arkaan Izhraqi, Nyoman Abiwinanda, dan Adinda Sekarwangi.
"Karya ini dibuat untuk membantu pencarian korban kecelakaan di laut, mengingat kecelakaan semacam ini kerap terjadi di Indonesia," kata Muhmmad Arkaan Izhraqi, seperti dikutip dari Antara di Bandung, Selasa (29/5/2018).
Arkaan menuturkan sejumlah kecelakaan kapal di lautan memang menimbulkan banyak korban hilang di laut seperti kasus hilangnya lima orang nelayan di perairan supiori pada bulan Januari 2015 lalu.
"Jadi awalnya terinspirasi dari Badan SAR Nasional yang menggunakan drone sebagai suatu sistem UAV dalam pencarian korban di laut, namun pencariannya masih bersifat manual tanpa adanya suatu sistem pendeteksi sehingga akan membutuhkan waktu yang lama dalam pencariannya," ujar Arkaan.
Menurut dia berbeda dengan UAV pada umumnya, HDS lebih unggul karena dapat bekerja secara otomatis tanpa harus melakukan pemantauan secara terus menerus oleh operator di ground station.
Daerah pencarian yang cukup luas dan operator yang tidak memungkinkan untuk memantau pencarian selama 24 jam, HDS menjadi solusi yang efektif untuk memecahkan masalah ini.
Ia menuturkan karya ini dibuat dengan mengintegrasikan sistem autopilot UAV berupa Hexa Copter dengan perangkat lunak pendeteksian obyek, sehingga proses pencarian dapat diotomatisasi, dan proses pencarian memungkinkan dilakukan secara paralel.
Arkan menjelaskan alat ini menggunakan hexacopter yang dikendalikan secara autopilot dan pertama Hexa Copter akan terbang sesuai dengan waypoint yang ditetapkan oleh operator di ground station sebagai bentuk inisiasi awal.
"Lalu video akan ditransmisikan ke ground station kemudian di proses dengan software pendeteksi manusia. Di bagian antarmuka ground station, akan ditampilkan notifikasi berupa bonding box," katanya.
"Jadi kalau ada manusia yang terdeteksi maka kemudian akan diikuti bunyi alarm. Output akhir yang dihasilkan dari antar muka adalah posisi korban dalam bentuk koordinat," lanjut dia.
Proses pendeteksian korban di HDS ini menggunakan algoritma khusus. Algoritma Deteksi yang disebut You Only Look Once (YOLOv2) ditanam di komputer ground station, dan dioptimasi lebih lanjut dengan boosting tracker berkecepatan 18 FPS (Frames per Second). Objek yang dapat dideteksi menggunakan algoritma ini adalah manusia dan kapal.
"Sejauh ini, HDS baru mampu mendeteksi objek di dekat permukaan laut saja. Sehingga perlu dilakukan peningkatan pada pengambilan gambar seperti dengan digunakannya kamera inframerah," kata Arkaan.
Oleh karena itu dirinya berharap karyanya ini dapat diaplikasikan di kemudian hari, sehingga membantu lebih cepat evakuasi korban kecelakaan di laut.
Lebih lanjut ia mengatakan perancangan HDS ini dibawah bimbingan dosen Teknik Elektro ITB, yakni Arif Sasongko, S.T., M.T., Ph.d. dan Muhammad Iqbal Arsyad, S.T., M.T. HDS ini telah dipamerkan di salah satu stand EEDays 2018 yang berlangsung pada tanggal 22-24 Mei 2018, di Aula Timur ITB, sebagai salah satu syarat kelulusan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Penguasa Orba Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan, Puan Maharani Ungkit Rekam Jejak Soeharto, Mengapa?
 - 
            
              Projo Siap Hapus Logo Jokowi, Gibran Santai: Itu Keputusan Tepat
 - 
            
              Geger Gubernur Riau Kena OTT KPK, Puan Maharani Beri Peringatan Keras: Semua Mawas Diri
 - 
            
              Jakarta Waspada! Inflasi Oktober Meroket: Harga Emas, Cabai, dan Beras Jadi Biang Kerok?
 - 
            
              UAS Turun Gunung Luruskan Berita OTT Gubernur Riau: Itu yang Betul
 - 
            
              Yakin Kader Tak Terlibat? Ini Dalih PKB Belum Ambil Sikap usai KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Utang Whoosh Aman? Prabowo Pasang Badan, Minta Publik Jangan Panik!
 - 
            
              Murka! DPR Desak Polisi Tak Pandang Bulu Usut Kasus Guru di Trenggalek Dianiaya Keluarga Murid
 - 
            
              Pemerintah Siap Tanggung Utang Whoosh, Bayar dari Duit Hasil Efisiensi dan Sitaan Koruptor?
 - 
            
              Guru Dianiaya Wali Murid Cuma Gara-gara Sita HP, DPR Murka: Martabat Pendidikan Diserang!