Suara.com - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengakui, bahwa lingkungan kampus yang dipimpinnya pernah dimasuki sekelompok orang yang mencoba menyebarkan aliran-aliran sesat.
"IPB dulu memang ada gejala-gejala, sekelompok, segelintir aliran (sesat) yang berkembang, sekarang sudah tidak ada lagi. Saya kira IPB sangat kondusif," kata Arif saat ditemui Suara.com, Minggu (3/6/2018) kemarin.
Arif menuturkan, gejala-gelaja aliran sesat yang dibawa sekelompok orang ke dalam lingkungan kampus IPB tersebut terjadi pada tahun 2.000an.
"Dulu tahun 2.000an, masa lalu semua, bukan sekarang, sekarang sudah bagus sekali kondisinya," tutur Arif.
Menurut Arif, pihaknya akan semakin meningkatkan pengawasan di lingkungan kampus dan memberikan pembekalan kepada mahasiswa-mahasiswi didiknya.
"Kita akan mereformulasi pendidikan kebangsaan di IPB, saya akan menggandeng BPIP untuk menerapakan Pancasila di perguruan tinggi negeri yang pas itu seperti apa," ucap Arif.
Arif menuturkan, mengapa pendidikan Pancasila perlu ditingkatkan, karena saat ini pendidikan Pancasila dirasa masih minim. Maka dari itu, pendidikan Pancasila perlu di reformulasi.
"Supaya kena ke generasi milenials saat ini. Sudah ada pembicaraan dengan BPIP, dan dalam beberapa kurikulum akan dibahas pendidikan kebangsaan sebagai pendidikan kebangsaan yang harus didesain ulang," tutur Arif.
Arif menambahkan, kalau pun ada mahasiswa atau mahasiswinya yang terlibat dalam aliran sesat, maka pihak kampus tak segan-segan untuk memanggil yang bersangkutan.
Baca Juga: Ngeri! Ini Isi Grup Whatsapp yang Dibuat Terduga Teroris Riau
"Saya optimis di IPB sudah kondusif dan tidak ada lagi aliran-aliran seperti itu, kalau pun ada akan saya panggil. Tugas saya sebagai rektor adalah membina mereka, karena saya mendapatkan amanah dari orangtua-orangtua mahasiswa. Ada 29.000 mahasiswa IPB," pungkasnya.
Seperti diketahui, baru-baru ini dunia pendidikan dikejutkan dengan aksi terorisme yang dilakukan oleh Alumni Universitas Riau.
Selain itu, pemimpin JAD Aman Abdurrahman ketika di persidangan kasus terorisme pernah menyebut hutan kampus Universitas Indonesia (UI) Depok sebagai tempat latihan militer versi mereka.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
Terkini
-
Rp5.700 Bawa Pulang Kemeja Sutra, KPK Lelang 83 Paket Harta Koruptor, Ada Tanah Rp60 Miliar Juga
-
Papua Tengah Gratiskan Sekolah untuk 24.481 Siswa, Beasiswa Kuliah Juga Disiapkan
-
Ribuan Personel Gabungan Jaga Ketat Demo Ojol di Istana hingga DPR
-
Demo Ojol 179 Pecah Sikap: Mayoritas Driver Tolak Turun ke Jalan, Pilih 'Ngebid' Hindari Politisasi
-
Kilas Balik Hari Palang Merah Indonesia 17 September, Sejarahnya Sejak 1945
-
Pesaing Berat Mahfud MD di Kursi Menko Polkam? Rekam Jejak Mentereng Djamari Chaniago di Militer!
-
Kader PSI Dian Sandi Bela Ustaz Khalid Basalamah di Kasus Kuota Haji: Dia Korban, Bukan Pelaku
-
Tak Hanya Bagi Ojol, Cak Imin Dorong Ada Potong Iuran BPJS-TK Untuk Pelaku UMKM
-
Drama Copot Kepsek Viral, Wali Kota Prabumulih Akhirnya Minta Maaf: Anak Bawa Mobil Itu Hoaks
-
Terpecah! Komunitas URC Jaksel Ogah Ikut Demo Hari Ini: Mereka Bukan Ojol Sejati