Suara.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj meminta kepada pada kontestan Pilkada serentak di 71 daerah Indonesia tahun 2018, berikut tim sukses agar tidak menggunakan dalil agama untuk kepentingan politik.
Menurutnya, penggunaan dalil-dalil agama untuk tujuan kepentingan politik justru akan merendahkan Alquran.
“Jangan sekali-kali menggunakan agama untuk kepentingan politik. Agama itu mulia dan suci karena mengandung nilai-nilai Ilahiah. Jangan dicampur dengan target-target ambisi politik," ujar KH Said saat menghadiri Lailatul Qiroah di Taman Bungkul Surabaya, Rabu (6/6/2018) malam.
Said Aqil juga meminta kepada seluruh warga NU agar tidak menggunakan masjid dan musala untuk kepentingan politik.
“Siapa pun dan apa pun alasannya tidak boleh. Tempat ibadah jangan dikotori untuk kepentingan politik," beber Kiai Said.
Seperti diberitakan, sejumlah ulama di Jawa Timur mengeluarkan fatwa untuk mendukung Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Calon Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak.
Fatwa itu hasil pertemuan sejumlah ulama, bu nyai dan pendukung Khofifah-Emil digelar di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto, 3 Juni 2018. Pertemuan menghasilkan surat fatwa bernomor nomor 1/SF-FA/6/2018.
Surat itu menyerukan dan menfatwakan fardhu ain (wajib bagi setiap individu) seluruh masyarakat Jatim untuk memilih Khofifah-Emil pada Pilgub Jatim mendatang.
"Alasannya masyarakat Jawa Timur adalah bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan amanat kemerdekaan. Yaitu terwujudnya kehidupan yang maju, adil dan makmur," kata Kiai Asep.
Baca Juga: Tonton Trailer Film Lady Gaga, Katy Perry Histeris
Khofifah-Emil dinilai memenuhi persyaratan untuk mewujudkan Jawa Timur yang maju, adil, makmur, dan akan bisa menerapkan gagasan wawasan dan perencanaannya.
"Bu Khofifah dan Pak Emil jauh lebih baik dari paslon lain. Berdasarkan refefensi rekam jejak, Bu Khofifah dua kali jadi menteri, menteri terbaik kabinet Jokowi, dan begitu juga Pak Emil. Serta juga yang jadi acuan dalam dua kali debat publik, paslon nomor satu menang telak dibandingkan lawannya," kata Kiai Asep.
Tidak hanya itu, alasan mengeluarkan seruan dan fatwa fardu ain memilih Khofifah Emil juga ditinjau dari segi agama. Sebagimana dikatakan oleh Kiai Suyuti asal Banyuwangi, bahwa ada hukumnya jika ada calon yang lebih baik namun justru memilih pemimpin yang lain. [Moh Ainul Yaqin]
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
3 Fakta Korupsi Pajak: Kejagung Geledah Rumah Pejabat, Oknum DJP Kemenkeu Jadi Target
-
Warga Muara Angke Habiskan Rp1 Juta Sebulan untuk Air, PAM Jaya Janji Alirkan Air Pipa Tahun Depan
-
Drama Baru Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Roy Suryo Cs Gandeng 4 Ahli, Siapa Saja Mereka?
-
MK Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Bagaimana Ketua KPK? Ini Penjelasan KPK!
-
Pertikaian Berdarah Gegerkan Condet, Satu Tewas Ditusuk di Leher
-
DPR Kejar Target Sahkan RKUHAP Hari Ini, Koalisi Sipil Laporkan 11 Anggota Dewan ke MKD
-
Siswa SMP di Tangsel Tewas Akibat Perundungan, Menteri PPPA: Usut Tuntas!
-
Klarifikasi: DPR dan Persagi Sepakat Soal Tenaga Ahli Gizi di Program MBG Pasca 'Salah Ucap'
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh