Suara.com - Tiga dari delapan anggota Brimob Polda Metro Jaya telah ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus penusukan terhadap dua anggota TNI yakni Serda Nikolas Kegomoi dan Serda Darma Aji di Billiard Al Diablo, Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Kota Depok, Kamis (7/6/2018).
"Saat ini Polda Metro Jaya sudah menetapkan 3 tersangka terhadap insiden tersebut," kata Karopenmas Polri Brigadir Jenderal M. Iqbal di Jakarta, Minggu (10/6/2018).
Aksi penusukan ini mengakibatkan Serda Aji meninggal dunia usai dilakukan perawatan medis di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto pada Jumat (8/6/2018). Namun Iqbal tak menjelaskan pemicu aksi penusukan yang menewaskan Serda Aji di tempat permainan biliar tersebut. Dia hanya menyampaikan, tiga anggota Brimob yang terlibat kasus penusukan sudah dilakukan penahanan.
"Pasal yang dipersangkakan adalah 170 (KUHP) Jo 351 (KUHP)ayat 3. Saat ini tersangka sudah ditahan," katanya.
Terkait aksi penusukan ini, Iqbal pun menyayangkan peristiwa penusukan itu terjadi saat bersamaan dengan kegiatan Operasi Ketupat 2018.
"Apalagi sekarang seluruh Bhayangkara Polri dan prajurit TNI tersebar pada jalur-jalur mudik dan pengamanan pemukiman-pemukimam masyarakat, sentra ekonomi untuk memastikan masyarakat dapat mudik aman,nyaman dan lancar," katanya.
Dia pun turut berbelasungkawa atas tewasnya Serda Darma Aji yang menjadi korban penusukan anggota Brimob. Lebih lanjut, Iqbal pun berjanji pihaknya akan menindak tegas anggota Polri yang terlibat dalam penusukan tersebut sesuai hukum yang berlaku.
"Kami pastikan itu adalah tindakan individu dan kami juga pastikan akan di proses hukum denhan tegas di peradilan umum," tandasnya.
Selang beberapa hari dalam kasus penusukan anggota TNI, dua anggota Ditsabhara Polda Metro Jaya menjadi korban pengeroyokan usai melaksanakan patroli Operasi Cipta Kondisi di wilayah Jakarta Selatan, Sabtu (9/6/2018) dini hari.
Brigadir Dua Bimo Yudho Prasetyo dan rekannya, Brigadir Dua Feri Saputra diduga dikeroyok anggota TNI saat sedang melintas menggunakan sepeda motor di belakang Mall Graha Cijantung, Jakarta Timur. Pengeroyokan itu terjadi saat kedua korban berhenti di sebuah warung untuk membeli minuman ringan.
Namun, sejauh ini belum ada bisa dipastikan apakah kasus pengeroyokan yang menimpa Bripda Bimo dan Bripda Feri berkaitan dengan aksi penusukan yang menewaskan anggota TNI Serda Darma Aji.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor