Suara.com - 'Panasnya' detik-detik menjelang Pilkada Jawa Tengah (Jateng) terasa hingga Jakarta. Dua kelompok baru saja mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pertama adalah sekelompok orang yang mengatasnamakan diri perwakilan dari 35 kabupaten/kota di Jateng. Bersama aktivis Ratna Sarumpaet mereka mendatangi gedung komisi antirasuah itu untuk mempertanyakan status Calon Gubernur (Cagub) Jateng, Ganjar Pranowo yang disebut-sebut terkait kasus dugaan mega korupsi e-KTP.
Ratna menilai seharusnya Ganjar tidak dibolehkan mengikuti atau menyalonkan diri dalam Pilkada Jateng karena terkait kasus korupsi.
Kelompok lain adalah Komite Nasional (Komnas) Pemuda Muslim 212. Kelompok ini meminta agar para pasangan Cagub dan Cawagub Jateng berkompetisi secara sehat. Mereka meminta agar pasangan calon menolak kampanye hitam, fitnah dan cara tidak fair jelang Pilkada Jateng 2018.
Kelompok ini juga menanggapi kedatangan Ratna Sarumpaet bersama puluhan perwakilan dari Jateng. Salamuddin Al Falah selaku koordinator Komnas Pemuda Muslim 212 menduga kelompok Ratna Sarumpaet itu adalah kiriman Cagub Jateng Sudirman Said untuk merusak nama baik Ganjar Pranowo yang memang terkait dengan kasus e-KTP.
"Sudirman Said dan pendukungnya untuk tidak melakukan kampanye hitam jelang pemungutan suara Pilkada Jateng 2018," kata Salamudin saat berorasi di depan Gedung KPK.
Ia pun menyayangkan pihak yang melakukan berbagai cara negatif untuk meraih kekuasaan. Dia mengingatkan bahwa kampanye hitam diharamkan oleh semua agama.
"Bersikaplah gentle dan fair bertarung di Pilkada Jateng, jangan gunakan cara-cara kotor. Ciptakan iklim yang kondusif agar Pilkada Jateng berjalan lancar," kata dia.
Al Falah meminta agar semua pihak bisa menunjukan karakter demokrasi Indonesia yang saling menghormati dan penuh kesantunan.
Baca Juga: Hilang Sejak Takbiran, Mayat Galang Ditemukan Membusuk di Sumur
"Alih-alih meminta KPK untuk melaporkan kompetitornya, tapi ujung-ujungnya persaingan politik untuk raih kekuasaan, sungguh laknat," katanya lagi.
Berita Terkait
-
Datangi KPK, Ratna Sarumpaet Pertanyakan Status Ganjar Pranowo
-
Khofifah Dilaporkan ke KPK, PD: Cara Kotor Jatuhkan Lawan Politik
-
Khofifah Diterpa Isu Korupsi, Ini Penjelasan Tim Pemenangan
-
Demam Piala Dunia 2018 Menjalar ke Arena Debat Pilkada Jateng
-
KPK Sambut Positif Rencana Presiden Jokowi Bahas Revisi KUHP
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK