Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama satu periode kepemimpinannya memiliki concern yang sangat tinggi terhadap pengembangan sektor pertanian.
Concern Jokowi ini tercermin di dalam Nawacitanya dan terbukti dari peningkatan anggaran yang signifikan pada sektor pertanian.
Peningkatan anggaran kedaulatan pangan mencapai 53,2%, dari anggaran tahun 2014 sebesar Rp 67,3 triliun menjadi Rp 103,1 triliun di tahun 2017.
Oleh sebab itu untuk memilih pendamping yang memahami pertanian menjadi langkah yang rasional sekaligus strategis bagi Jokowi.
"Kurun waktu 5 sampai 10 tahun mendatang ini saya pikir krisis tentang energi termasuk masalah pertanian itu membutuhkan orang-orang yang memahami tentang tani, sehingga kita perlu meningkatkan atau menguatkan masalah pertanian ke depan," kata Sekjen HKTI Mayor Jenderal (Purn) Bambang Budi Waluyo.
Bambang menuturkan, di lain sisi, saat ini Indonesia menghadapi ancaman dari luar dan dalam negeri, sehingga diperlukan seorang pemimpin yang memahami pertahanan dan keamanan negara.
"Misalnya Pak Jokowi ambil Pak Moeldoko sebagai wapres, sangat tepat sekali. Kalau kita melihat soal hakekat ancaman dari luar dan dalam negeri, tentunya membutuhkan figur yang memahami betul tentang pertahanan dan keamanan," ucapnya.
Bambang menyebutkan, menjadi petani sukses merupakan salah satu cita-cita Moeldoko sejak kecil. Sejak kecil Moeldoko telah mengenal petani dan pertanian karena ayahnya adalah seorang petani.
Karenanya, berbeda dengan banyak pensiunan petinggi TNI yang memilih karir di bidang bisnis atau politik, Moeldoko langsung terjun ke dalam pertanian.
Kembali ke dunia pertanian, Moeldoko tidak mengalami hambatan berarti. Malahan dapat dikatakan sukses karena ia bertani secara modern dengan manajemen yang tepat dan memanfaatkan teknologi terkini.
“Untuk kompetitor saya pikir Pak Moeldoko lebih menguasai, seorang Jenderal bintang empat Adhi Makayasa, saya pikir lebih baik dari jenderal-jenderal lain yang mungkin akan menjadi kompetitor nantinya, sehingga Pak Jokowi sangat untung,” tutur Bambang.
“Saya pikir tepat dia, karena dia lahir di pedesaan dibesarkan oleh kyai di pesantren, hidupnya dilingkungan tani, sehingga sekarang menjadi Ketua Umum HKTI sudah sangat tepat karena mumpuni, dia memahami betul tentang pertanian,” tambah Bambang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
DPR Dukung BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG: Keselamatan Anak-anak Prioritas Utama
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Seminggu, Jakarta Hujan Lebat dan Angin Kencang
-
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
-
Dari Kelapa Gading ke Senayan: Ledakan SMA 72 Jakarta Picu Perdebatan Pemblokiran Game Kekerasan
-
Terungkap! Terduga Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Bertindak Sendiri, Polisi Dalami Latar Belakang
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
GeoDipa Dorong Budaya Transformasi Berkelanjutan: Perubahan Harus Dimulai dari Mindset
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik