Suara.com - Bocah SD Hingga Anak Kampus Jadi Peliharaan Germo Kalibata City
Kepala Subdit Remaja, Anak dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Azhar Nugroho menerangkan cara mucikari di Apartemen Kalibata City merekrut anak-anak agar mau bekerja sebagai pekerja seks komersial.
Menurutnya, perempuan berinisial RMV dan dua tersangka lain mencari anak-anak perempuan yang sudah putus sekolah.
"(Kebanyakan) putus sekolah, yang lima orang itu (anak di bawah umur yang dijadikan PSK). Rata-rata ada yang SD, dan SMP," kata Azhar di Polda Metro Jaya, Rabu (8/8/2018).
Anak-anak yang direkrut menjadi “kupu-kupu malam” berasal dari sejumlah kawasan di Jakarta dan luar daerah.
"Ya dari mana-mana, Jakarta dan sekitarnya," kata dia.
Selain anak putus sekolah, para mucikari ini juga membujuk sejumlah mahasiswi di beberapa kampus di Jakarta untuk mencari uang sampingan sebagai PSK.
Setidaknya trio mucikari ini memiliki 15 PSK yang siap melayani nafsu pria hidung belang. Hal itu terungkap saat polisi menggerebek Apartemen Kalibata City pada Kamis (2/8/2018).
Para PSK yang dipiara itu harus memberikan uang setoran Rp 300 kepada para mucikari apabila sudah melayani seks para pelanggan.
Baca Juga: Pekan Raya Indonesia 2018 Beri Tempat Spesial Bagi Pencinta Kopi
Menurut Azhar, uang Rp 300 ribu yang disetor para PSK sebagai uang sewa unit kamar di Apartemen Kalibata City yang dijadikan rumah bordil.
"Bayar ke PSK, baru (dikasih) ke mucikari," kata dia.
Adapun tarif yang dipatok kepada calon pelanggan dalam bisnis esek-esek di Kalibata City berkisar dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.
Namun, Azhar tak merinci berapa keuntungan dari trio mucikari itu selama menjalani bisnis prostitusi. Dia hanya menjelaskan, setiap harinya, para tersangka bisa mendapatkan pelanggan lebih dari dua orang melalui aplikasi media sosial, BeeTalk dan We Chat.
"Bisa 2 bisa 3 (pelanggan). Kadang-kadang perhari isinya cuma dua kamar ya jadi mereka bergantian. Jadi kalau lebih dari 2 3 orang ya," tandasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Taman di Kalibata City Jadi Tempat Mucikari Bertemu Hidung Belang
-
3 Muncikari Kalibata City Ubah 17 Kamar Jadi Rumah Bordil
-
Terkuak! Ada 15 PSK di 5 Tower Apartemen Kalibata City
-
Prostitusi Anak, Polisi Bidik Pemilik dan Pengelola Kalibata City
-
Prostitusi Anak di Kalibata City, Sandiaga: Hati-hati Menyewakan
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
Terkini
-
PLN Energi Primer Indonesia Gandeng Timas Suplindo Bangun Pipa Gas WNTS-Pemping
-
Nadiem Masih Dibantarkan di RS Usai Operasi, Kejagung: Penyidikan Korupsi Chromebook Jalan Terus
-
Anak Buah Masuk Penjara Gegara Pasang Patok, Dirut PT WKM Pasang Badan: Saya yang Bertanggung Jawab
-
Anak Riza Chalid Hadapi Sidang Korupsi Pertamina, Pengacara Bantah Keterlibatan Kliennya
-
Gema Adzan Sang Ayah di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Ikhlas Melepas Anaknya Syahid
-
Harapan Akhir Tahun Pekerja Online, Rieke Minta Kado Spesial Perpres Perlindungan dari Prabowo
-
Sidang Praperadilan Nadiem Makariem, Hotman Paris Cecar Ahli Hukum Soal Kerugian Negara
-
Yayat Supriatna Sebut Pembangunan Infrastruktur Pangan Bukan Domain Pemerintah
-
Revisi UU Ketenagakerjaan Jadi Kunci Nasib Pekerja Digital, Rieke Diah Pitaloka: Mari Kawal Bersama
-
Gubernur Pramono Tolak Atlet Israel, Menlu 'Lempar Bola' ke Persani dan Imigrasi