Suara.com - Korban gempa Lombok di Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengungsi sampai ke Kabupaten Jembrana, Bali, dengan menumpang di rumah saudaranya. Anak-anak mengalami trauma.
"Saya memutuskan kesini karena mencari tempat yang lebih aman," kata Chairul Umar (25), pengungsi dari Pulau Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, yang mengungsi bersama isteri serta dua anaknya ke Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Senin (20/8/2018).
Apalagi, anaknya masih mengalami trauma akibat gempa tersebut, sehingga setelah sempat beberapa hari hidup di pengungsian, akhirnya memutuskan pulang ke rumah ibunya di Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Dengan pertimbangan keamanan serta mencari pekerjaan sementara, ia bersama isteri serta dua anaknya yang masing-masing masih berusia 10 tahun dan 9 bulan sampai di Desa Pengambengan, Jumat (17/8/2018) lalu.
Meskipun sudah berada di wilayah yang relatif aman dari gempa, ia mengaku, masih sering kaget saat mendengar bunyi karena sebelum gempa keras di Lombok, ia mendengar suara seperti dentuman.
"Rata-rata orang di Lombok Utara mendengar dentuman keras sebelum gempa datang. Makanya sampai sekarang, meskipun tidur kalau ada bunyi saya masih sering kaget," katanya.
Suyanti (32), isteri Chairul mengatakan, saat di Pulau Gili Trawangan berjualan baju di objek wisata setempat bersama suaminya. Kini, akibat gempa, ia belum tahu kapan bisa berjualan lagi, sedangkan bekal yang dibawa sudah mulai habis, bahkan kesulitan untuk membelikan minyak telon serta "pampers" bagi anaknya yang masih bayi.
Untuk mendapatkan hasil sekadarnya, ia bersama saudaranya di Pengambengan ikut membantu mendorong sampan serta membuka ikan nelayan yang baru datang dari melaut.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana Ketut Eko Susilo mengatakan pihaknya sudah menyebarkan formulir ke tiap desa untuk diisi jika ada pengungsi yang masuk ke wilayahnya.
"Yang di Desa Pengambengan ini, kami sudah koordinasi dengan aparat desa setempat agar dilakukan pendataan sebagai dasar kami memberikan bantuan," katanya.
Baca Juga: Gempa Lombok, Luhut Pastikan Pertemuan IMF-Bank Dunia Tetap Jadi
Keberadaan Chairul, Suyanti serta Dewi Sekar Ayu dan Novian Chairul Saputra yang menjadi korban gempa Lombok mengundang simpati dari sejumlah kalangan di Desa Pengambengan. Bantuan swadaya bagi pengungsi yang saat ini berada di rumah Yaniah (40), sepupunya, mulai berdatangan khususnya untuk kebutuhan anak mereka yang masih bayi.
"Tadi spontan kami di desa mengumpulkan sejumlah uang, ini saya serahkan amanah dari kawan-kawan di desa semoga bisa meringankan," kata Rofiq, salah seorang aparat desa yang menjenguk keluarga Chairul.
Sementara untuk Dewi Sekar Ayu yang masih bersekolah kelas V SD, juga mendapatkan perhatian dari SD Negeri 2 Pengambengan yang bersedia menampung sementara agar anak ini tidak terputus pendidikannya.
Selain SD Negeri 2 Pengambengan, MI Darussalam Pengambengan juga menyatakan siap menampung anak pengungsi ini, namun menyerahkan sepenuhnya pilihan untuk menentukan lokasi sekolah kepada Dewi. Hingga informasi ini dilaporkan, beberapa pihak sudah menyatakan siap untuk memberikan bantuan kepada Chairul beserta keluarganya. (Antara)
Berita Terkait
-
Ini Bantuan yang Paling Dibutuhkan Korban Gempa Lombok
-
Mensos Koordinasi Seluruh Kementrian Atasi Bencana Gempa Lombok
-
Lombok Kembali Dilanda Gempa, AirNav Pastikan Penerbangan Normal
-
Gempa Lombok Terulang, Menkes Sebut Wabah Penyakit Sudah Muncul
-
Gempa Lombok 6,9 SR, Korban Meninggal Bertambah Jadi 10 Orang
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik