Suara.com - Polisi telah meringkus 11 pelaku terkait kasus tewasnya pemuda tanggung berinisial AH (16) usai dikepung dan dibacok sekelompok pengendara sepeda motor. Terkait aksi pembacokan itu, polisi juga telah menetapkan 11 orang yang ditangkap sebagai tersangka.
"Iya ada 11 orang yang kami tangkap. Sudah ditetapkan tersangka," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar saat dikonfirmasi, Senin (3/9/2018).
Indra menjelaskan, 11 tersangka yang terlibat dalam kasus pembacokan itu masih berstatus sebagai pelajar SMA. Usia mereka juga masih di bawah umur.
"Iya SMA, ada yang kelas 2, 1, kelas 3," ujar Indra.
Karena itu, Indra menolak memberikan identitas para tersangka yang masih berstatus pelajar itu. Polisi juga masih mendalami kasus pembacokan yang mengakibatkan AH meninggal dunia. Dugaan sementara, modus aksi pembacokan itu karena pelaku yang diduga merupakan anggota geng motor ini hendak merampas telepon seluler milik korban.
"Jadi sempat terjadi keributan di situ. Handphonenya diminta. Handphone korban," kata dia.
Terkait kasus ini, polisi juga sudah mengantongi peran para tersangka saat terjadi aksi pembacokan terhadap AH.
"Ada yang melakukan eksekusi, bacok ada. Kemudian ada yang nusuk, ada yang turut serta aja," tandasnya.
Kasus pembacokan ini bermula saat AH bersama rekannya berinisial RS berbocengan menggunakan sepeda motor. Peristiwa itu terjadi usai korban dan rekannya melintas di Jalan Layang Permata Hijau, Sabtu (1/9/2018) dini hari.
Baca Juga: Ganjil-Genap Bakal Dipermanenkan, Dishub Kaji Sosial Ekonomi
Tiba-tiba, korban langsung dipepet sekelompok pengendara sepeda motor. Tak lama, AH dan RS langsung ditendang para pelaku hingga tersungkur ke tepi jalan. Para pelaku, diduga geng motor itu langsung membacok korban usai mengepung AH yang kala itu masih dalam kondisi tergeletak di jalan.
Saat ditolong rekannya, AH mengalami luka cukup parah akibat aksi pembacokan tersebut. Pemuda tanggung itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau, namun saat dilakukan tindakan medis, nyawanya tak tertolong.
Berita Terkait
-
20 Pelajar Terlibat Aksi Pembacokan Pemuda Tanggung di Kebayoran
-
Perempuan Berkerudung Pencuri Berkeliaran di Rumah Sakit Jakarta
-
Suami Bacok Istri dan Anak saat Hendak Berangkat Sekolah
-
Richard, Cucu Konglomerat Isap Kokain Pakai Iphone X di Restoran
-
Isap Kokain Kado Pernikahannya di Resto, Richard Dibekuk Polisi
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru
-
Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim