Suara.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya menggelar rapat pleno Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT)Tingkat Nasional Pemilu 2019. Sementara Partai koalisi Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Demokrat menolaknya.
Mereka menolak Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan menetapkan hasil Daftar Pemilihan Tetap (DPT) untuk Pemilihan Umum 2019, Rabu (5/9/2018) hari ini. Pasalnya, keempat Sekjen itu menemukan banyak nama pemilih ganda di dalam Daftar Pemilihan Sementara (DPS).
Sekjen PKS Mustafa Kamal menjelaskan para sekjen partai koalisi pendukung pasangan Bakal Capres-Cawapres Prabowo Subianto - Sandiaga Uno sudah menerima hasil DPS yang diserahkan KPU kepada masing-masing partai. Setelah menerima DPS, kemudian keempat partai melakukan penyisiran. Hasilnya, mereka menemukan hampir puluhan juta data pemilih ganda.
"Kami konfirmasi lagi hari ini ke KPU dari data itu, dari 137.356.266 pemilih dalam DPS terdapat 25.410.615 juta pemilih ganda. Di beberapa dapil ditemukan beberapa nama, bahkan satu nama bisa tergandakan 11 kali dalam satu TPS," kata Mustafa saat jumpa pers di Batik Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Senin (3/9/2019) kemarin.
Terlebih lagi, menurut Mustafa, pihaknya belum menerima DPS terbaru dari KPU karena keempat partai masih menggunakan data DPS yang lama. Sebelum KPU menetapkan hasil DPT nantinya, Mustafa beserta sekjen lainnya meminta KPU menyerahkan DPS terbaru guna dilakukam penyisiran kembali.
"Ini kita masih pegang yang lama. Kita minta diutuhkan dulu untuk kita olah lagi datanya apakah masih ada penggandaan," ujarnya.
Selain itu, Sekjen PAN Eddy Soeparno mengatakan keempat sekjen itu tetap akan hadir memenuhi undangan KPU pada Rabu nanti. Namun, pada kesempatan itu, mereka akan menyampaikan kritikannya kepada KPU.
"Kami akan hadir Insya Allah yang akan diselenggarakan KPU tersebut. Dan nanti di sesi pertanyaan KPU akan kami sampaikan pendapat kami," kata Eddy.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani pun menambahkan pihaknya meminta KPU dapat menyusun DPT dengan baik karena temuan keempat sekjen yang menemukkan banyak data pemilih ganda.
"Kami minta KPU agar ingin agenda Rabu, KPU benar-benar menyelesaikan tugasnya dengan baik. Maka kami minta KPU menyerahkan data 185 juta pemilih itu terlebih dahulu. Kami ingin Pilpres dan Pileg berlangsung jujur dan adil," tutup Muzani.
Rapat pleno digelar terbuka di lantai dua Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat.
Dari pantauan Suara.com turut hadir dalam acara tersebut, Ketua KPU Arief Budiman dan seluruh komisioner, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Harjono serta Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Abhan. Selain itu turut hadir Liaison Officer (LO) dari 16 partai politik Nasional perserta Pemilu 2019 dan sejumlah perwakilan lembaga kementerian.
Kepala Biro Perencanaan KPU Sumariyandono menuturkan Rapat Pleno dilakukan secara terbuka sesuai dengan Peraturan KPU (KPU).
"Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Tingkat Nasional ini dilakukan sesuai amanat PKPU," kata Sumariyandono di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/2018).
Untuk diketahui, rapat pleno dimulai pada pukul 09.40 WIB. Hingga saat ini rapat pleno masih berlangsung secara terbuka di lantai dua Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat.
Berita Terkait
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO