Suara.com - Saling serang di media massa antara Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) dengan Menteri Perdagangan RI (Mendag RI) Enggartiasto Lukita akan diselesaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution. Keduanya akan dipanggil untuk menyelesaikan persoalan dengan duduk bersama.
"Sebentar lagi mau diundang oleh Menko Perekonomian, untuk duduk sama-sama (Buwas dan Enggartiasto). Nggak boleh begitu (saling serang). Semuanya kan harus terkoordinasi dengan baik," ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Persoalan ini berawal dari sikap Buwas yang menolak impor beras lagi. Soalnya, Buwas menilai tak ada tempat untik menampung beras di gudang Bulog.
Moeldoko menjelaskan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah tahu saling serang antara Buwas dengan Enggartiasto. Ia berharap persoalan ini bisa cepat diselesaikan setelah keduanya duduk bersama.
"(Presiden) sudah diberitahu oleh Pak Menko dan saya juga sudah lapor," kata Moeldoko
Moeldoko menjelaskan, dari tahun 2015 Indonesia masih melakukan impor beras sekitar 1,5 juta ton. Ia mengatakan untuk mencukupi kebutuhan di tanah air masih harus melakukan impor.
"Yang pertama memang ada penyusutan lahan, data terakhir kemarin 24 persen. Jadi memang secara alami ada penyusutan karena ada pembangunan jalan tol, kawasan-lawasan industri yang dibuka, sehingga mengurangi tanah-tanah itu," kata dia.
"Sehingga secara logika memang ada kebutuhan beras nasional yang tidak bisa diproduksi sepenuhnya oleh kita," Moeldoko menambahkan.
Meski demikian, Moeldoko mengatakan pemerintah melalui Menteri Pertanian terus melakukan sejumlah usaha. Diantaranya dengan membuka lahan di luar pulau Jawa dan melalui intensifikasi.
Baca Juga: Jokowi Targetkan Perpres Reforma Agraria Selesai Satu Minggu
"Jadi ditingkatkan. Makanya kita mengenal tiada hari tanpa panen. Itu terus berjalan," ucapnya.
Lebih jauh, faktor cuaca dan hama, kata Moeldoko, juga mempengaruhi produktivitas di tanah air. Namun impor beras yang dilakukan pemerintah, akan sesuai dengan peraturan yang ada.
"Pertama impor itu tidak boleh pada saat petani lagi mau panen. Itu poin pertama. Jadi kalau impor pas petani mau panen, saya sebagai ketua HKTI juga marah dong. Saya memperjuangkan petani saya," jelas Moeldoko
Kedua, impor beras bisa dialkukan pemerintah kalau cadangan nasional beras tidak mencukupi. Moeldoko menuturkan, kebutuhan beras nasional saat ini mencapai 2,4 juta ton per bulan.
"Jadi kalau sudah (kekurangan), 'oh ini bahaya, mepet', harus ada upaya-upaya untuk impor. Jadi kita tidak boleh mengatakan 'tidak impor'," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama