Suara.com - Polisi mengalami kesulitan untuk mengungkap pelaku kasus tabrak lari yang menimpa polisi wanita atau Polwan anggota Detasemen Khusus (Densus 88) Antiteror Mabes Polri, Bripka Krisnawati.
Kanit Laka Lantas Polres Metro Jakarta Timur AKP Agus menyampaikan, alasan polisi kesulitan menelusuri kasus ini, lantaran minimnya bukti-bukti dan keterangan saksi.
Menurutnya, hanya satu kamera pengawas atau CCTV yang merekam saat korban ditabrak pengemudi Honda CRV.
"Iya, enggak ada CCTV pendukung. Semua ada tiga, tapi mati semua. Yang hidup cuma punya TransJakarta aja," kata Agus saat dihubungi Suara.com, Rabu (26/9/2018).
Agus mengatakan, CCTV yang merekam saat Bripka Krisnawati dihantam mobil juga tak secara jelas merekam pelat nomor kendaraan pelaku. Sebab, pencahayaan yang gelap karena lokasi kecelakaan berada di bawah jembatan layang
"Enggak kelihatan. Itu kan kejadiannya pas di bawah jembatan layang. Jadi gelap, enggak kena matahari. Kecepatan kendaraannya juga tinggi," katanya
Selain itu, penyelidikan kasus ini terkendala karena minimnya keterangan saksi yang melihat kecelakaan tersebut. Bripka Krisnawati baru bisa ditolong setelah Polisi Lalu Lintas mendapat laporan dari pengguna jalan.
"Saksinya itu cuma anggota Polri saja. Dia jaraknya enggak dekat ya. Dia tak melihat secara langsung. Polisi itu tahunya pas dilaporin warga setelah kejadian. Itu yang lapor pengendara yang lewat. Enggak lihat awal kejadian, dia hanya nolong aja," tandasnya.
Sebelumnya, Bripka Krisnawati dihantam dari arah belakang oleh sebuah mobil Honda CRV. Kasus kecelakaan itu terjadi saat korban sedang mengendarai sepeda motor di Jalan Raya Bekasi Timur, Jakarta Timur, Selasa (18/9/2018).
Baca Juga: Rebutan Lahan Parkir di Kampus Sampai Ngaku Anak Pejabat
Pelaku diduga langsung melarikan diri ketika melihat korban tersungkur ke tepi jalan. Krisnawati pun kemudian dibawa ke Rumah Sakit Premier Jakarta Timur karena mengalami luka akibat insiden tabrak lari tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre