Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan seluruh kampus, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta berpotensi terpapar radikalisme. BNPT sudah melakukan pemantauan penyebaran radikalisme di seluruh lembaga pendidikan.
Kasubdit Bina Masyarakat, Direktorat Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Solihudin Nasution menyatakan BNPT tidak menyebut radikalisme itu sudah masuk di tingkat pendidikan mana dan pihaknya juga tidak bisa menyebutkan secara detail karena lembaganya tidak punya kewenangan menyampaikan kepada publik.
"Intelijen internal BNPT sejak lama sudah melakukan pemantauan dan penelitian terhadap gerakan kelompok radikal tersebut dan berdasarkan data, penyebaran radikalisme ini sudah masuk di dunia pendidikan," katanya usai menjadi pembicara dalam kegiatan kuliah umum di Gedung Soetardjo Kampus Universitas Jember, Jawa Timur, Rabu (26/9/2018).
"Untuk tingkat perguruan tinggi, semua memiliki potensi sama untuk disusupi paham radikalisme tersebut dan biasanya orang yang terpapar radikalisme dipengaruhi faktor ekonomi, kedangkalan keilmuan, ketidakpuasan, dendam, dan empati yang tinggi," lanjutnya.
Solihudin tidak bersedia menyebutkan perguruan tinggi mana saja yang mahasiswanya terdeteksi masuk radikalisme dan sudah disusupi kelompok-kelompok aliran radikal tersebut melalui kelompok pengajian mahasiswa.
"Saya mengimbau kepada civitas academica untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap kegiatan-kegiatan mahasiswa, khususnya kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan, karena biasanya mahasiswa yang masih mencari jati diri mudah terpapar doktrin radikalisme," katanya.
Sementara itu, mantan teroris Sofyan Tsauri mengatakan bahwa teman-temannya dan mentornya dalam ajaran radikal sudah menyebar ke kampus-kampus sehingga pemerintah harus membuat regulasi yang tegas untuk melindungi sektor pendidikan dari ajaran radikal tersebut.
"Seharusnya pemerintah yang mempunyai regulasi terhadap lembaga pendidikan, kemudian menanamkan nilai-nilai pendidikan sejak dini sehingga dapat melindungi sektor pendidikan dari masuknya kelompok intoleransi itu," katanya.
Sofyan Tsauri meminta mahasiswa yang merupakan target penyebaran paham radikalisme dan terorisme agar hati-hati tawaran berkedok kegiatan mengaji sehingga jangan sampai hanya ikut mengaji atau daurah sebulan atau 2 bulan berani berfatwa.
Baca Juga: Wakapolri Ari Dono: Narkoba dan Radikalisme Ancaman Generasi Muda
"Ciri-ciri kelompok yang patut dicurigai sebagai kelompok radikalisme dan terorisme, yakni eksklusif, intoleran, sering melakukan nikah tanpa wali, mudah mengafirkan kelompok lain, bahkan enggan salat di masjid yang bukan masjid kelompoknya, termasuk dalam melakukan salat Jumat," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?
-
Bukan Program, Ini Arahan Pertama Presiden Prabowo untuk Menko Polkam Barunya
-
Tongkat Estafet Tokoh Menko Polkam: Ada SBY, Mahfud MD, Wiranto, hingga Djamari Chaniago
-
Surat Pemakzulan Gibran Tidak Mendapat Respons, Soenarko Curigai Demo Rusuh Upaya Pengalihan Isu
-
Respons Viral Setop 'Tot Tot Wuk Wuk', Gubernur Pramono: 'Saya Hampir Nggak Pernah Tat Tot Tat Tot'
-
Minta Daerah Juga Tingkatkan Kualitas SDM, Mendagri Tito: Jangan Hanya Andalkan Kekayaan Alam
-
Fakta atau Hoaks? Beredar Video Tuding Dedi Mulyadi Korupsi Bareng Menteri PKP
-
Terungkap! Ini Alasan KPK Masih Rahasiakan Jumlah Uang yang Dikembalikan Khalid Basalamah