Suara.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terkait dukungan partai politik terhadap pasangan Capres dan Cawapres di Pilpres 2019. Hasilnya, kader PDI Perjuangan yang paling militan mendukung pasangan nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi – Ma’ruf Amin dan kader Partai Gerinda yang paling militan mendukung pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Survei tersebut dilakukan kepada sembilan partai pengusung Jokowi-Maruf. Yang menduduki peringkat atas ialah PDIP dengan presentase sebesar 88,7 persen. Sedangkan ada 2,7 persen yang mendukung PDIP namun di Pilpres 2019 mendukung pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Di kubu Prabowo-Sandiaga, Gerindra menduduki posisi puncak dengan presentase sebanyak 80,9 persen. Adapun sebanyak 9,9 persen pendukung Gerindra yang memilih Jokowi-Maruf Amin.
"Kedua partai ini paling solid mendukung pasangan yang diusung partai," kata Peneliti Senior LSI, Ardian Sopa di Gedung Graha Dua Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (27/9/2018).
Sedangkan partai Perindo berada dalam posisi partai pengusung Jokowi-Maruf Amin yang paling kurang militan. Dari hasil survei, sebanyak 50 persen pendukung Perindo memilih Jokowi-Maruf Amin dan 43,8 persen memilih Prabowo-Sandiaga.
Serupa dengan Partai Perindo, di kubu Prabowo-Sandiaga terdapat Partai Demokrat yang disebut tidak militan.
Kader partai yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono mendukung Prabowo-Sandiaga sebesar 49,4 persen responden dan berbanding tipis dengan pendukung Partai Demokrat yang memilih Jokowi-Maruf Amin.
Berikut persentase dukungan partai Koalisi Indonesia Kerja ke Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga.
PDIP
Baca Juga: Dibolehkan KPU, Jokowi Kembali Bagi-bagi Sepeda
Jokowi-Ma'ruf: 88,7 persen
Prabowo-Sandi: 2,7 persen
Tidak Tahu: 8,6 persen.
Golkar
Jokowi-Ma'ruf: 57,0 persen
Prabowo-Sandi: 33,9 persen
Berita Terkait
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Di Balik Kontroversi Ijazah Gibran Rakabuming Raka, Ini Profil Kampus MDIS Singapura
-
Pengamat: Reshuffle Prabowo Tepis Bayang-bayang Jokowi dan Kirim Pesan ke PDIP
-
Sebut Geng Solo Virus di Kabinet, Soenarko : Keluarkan Menteri Diduga Korupsi dan Orang Jokowi
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Asmara Berujung Maut di Cilincing: Pemuda Tewas Dihabisi Rekan Sendiri, Kamar Kos Banjir Darah!
-
Video Gibran Tak Suka Baca Buku Viral Lagi, Netizen Bandingkan dengan Bung Hatta
-
KPK Ungkap Kasus Korupsi Kuota Haji, Libatkan Hampir 400 Biro Perjalanan
-
Nabire Diguncang Gempa Berkali-kali, Jaringan Internet Langsung Alami Gangguan
-
KPK Sita Uang Hingga Mobil dan Tanah dari Dirut BPR Jepara Artha dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Terungkap! Modus Oknum Kemenag Peras Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji
-
PWNU DKI Ingatkan soal Transformasi PAM Jaya: Jangan Sampai Air Bersih Jadi Barang Dagangan
-
Satgas PKH Tertibkan Tambang Ilegal di Maluku Utara: 100 Hektar Hutan Disegel, Denda Menanti!
-
Diungkap KPK, Ustaz Khalid Basalamah Beralih dari Haji Furoda ke Khusus Gegara Dihasut Oknum Kemenag
-
KPK Ungkap Modus 'Pecah Kuota' Biro Haji: Sengaja Ciptakan Kelangkaan Demi Harga Mahal