Suara.com - Peneliti Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Ilham Sani menyebut kasus berita bohong atau hoaks aktivis sosial Ratna Sarumpaet seharusnya menjadi contoh pelajaran bagi kehidupan berdemokrasi di Indonesia.
Sebelum akhirnya mengundurkan diri, Ratna Sarumpaet merupakan salah satu juru kampanye nasional (jurkamnas) pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
"Ibu Ratna dijadikan contoh pelajaran bagi kehidupan demokrasi. Bukan mencari kesalahan tapi mengada-ada kan sesuatu yang tidak ada," kata Ilham dalam diskusi 'Politik Kebohongan dan Demokrasi Elektoral' di Gado-Gado Boplo, Kuningan , Jakarta Selatan, Sabtu (6/10/2018).
Menurut Ilham, sebelum kebohongan Ratna Sarumpaet itu terbongkar, ia dikenal dan dianggap sebagai sosok yang humanis dan pro demokrasi. Apalagi terus menggelorakan untuk mengganti presiden pada 2019.
"Yang paling melekat ibu Ratna itu tokoh yang juga menggerakan #2019GantiPresiden," ujar Ilham.
Sehingga, ketika Ratna diduga mendapatkan penganiayaan membuat respon cukup keras dari calon presiden kubu Prabowo-Sandiaga.
"Dampaknya, apa yang real dengan informasi sesaat bisa meyakinkan capres negara ini (Prabowo) bersama penasihat elitnya untuk mengelar konferensi pers. Ada kalimat, intimidasi ini disebabkan karena ibu Ratna menjadi bagian dari juru kampanye kubu Prabowo. Ancaman terhadap dia merupakan ancaman terhadap demokrasi," tutur Ilham.
Namun, setelah kebohongan Ratna terbongkar, LPI menganggap sebagai ancaman serius. LPI berharap kasus kebohongan Ratna menjadi yang terakhir dalam pesta demokrasi tahun 2019.
"Mudah-mudahan ini ke depan menjadi satu-satunya kasus terakhir penggunaan kebohongan hoaks, black campaign yang diadak-adakan untuk mengambil keuntungan elektoral. Ini kontestasi politik yang dicederai," imbuh Ilham.
Baca Juga: Salah Jadwal, 2 Anak Ratna Sarumpaet Tak Bisa Jenguk Sang Ibu
Berita Terkait
-
Salah Jadwal, 2 Anak Ratna Sarumpaet Tak Bisa Jenguk Sang Ibu
-
Sindiran Cak Lontong ke Politikus Demokrat Viral di Media Sosial
-
Baru Semalam Ditahan, Ratna Sarumpaet Ajukan Status Tahanan Kota
-
Tak Hanya Hoaks, Polisi Juga Selidiki Rekening Ratna Sarumpaet
-
Ratna Sarumpaet Ditahan, Ari Wibowo Jadi Ingat Ramalan Ahok
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?