Suara.com - Pasca gempa Palu, Sulawesi Tengah salah satu kawasan terparah akibat gempa itu, Kelurahan Petobo jadi rawan pencurian. Rumah yang tertimbun dan terseret lumpur pasca gempa membutuhkan pengamanan ekstra dari aparat keamanan.
Pengamanan diperlukan berhubung banyaknya pencuri dan orang-orang yang mengambil barang di rumah milik warga setempat.
Di atas reruntuhan bangunan dan lumpur banyak orang yang datang untuk mengais atau mengambil barang-barang dan peralatan yang masih dapat difungsikan. Umumnya mereka bukan warga Petobo, Kecamatan Palu Selatan itu.
"Sebahagian yang masuk ke lokasi mengambil barang-barang korban adalah pencuri," ucap Deni salah satu warga Petobo.
Aparat keamanan harus bertindak tegas terhadap pencuri. Korban gempa disertai lumpur tidak lagi memiliki rumah dan harta. Mereka lari menyelamatkan diri bermodalkan pakaian di badan.
Namun, mereka yang tidak merasakan penderitaan warga Petobo, tampak seenaknya datang ke lokasi dan mengambil barang serta peralatan atau perabot rumah yang masih dapat digunakan.
Banyak orang yang tidak dikenal atau bukan penduduk dan bermukim di Petobo, keluar-masuk kelurahan tersebut. Selain permukiman yang terseret lumpur, terdapat sedikitnya empat kompleks perumahan di Kelurahan Petobo yang juga membutuhkan pengamanan aparat.
Kompleks tersebut Perumahan Jingga Land yang terletak di atas tanggul kurang lebih 700 meter ke arah timur, perumahan dengan pengembangan Kaili Novangga, perumahan di samping dan belakang Stadion Sepak Bola Mini Bulili, dan perumahan BTN Permai.
Perumahan tersebut tidak hancur saat gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang Kelurahan Petobo. Sebagian besar pemilik rumah pergi mengungsi dan sampai saat ini belum kembali ke kompleks perumahan tersebut.
Baca Juga: Kunjungi Palu, Mentan Kawal Distribusi Bantuan bagi Korban Gempa
Hal itu karena mereka trauma dengan gempa serta kawasan itu belum berfungsi aliran listriknya.
"Air tidak ada, listrik tidak menyala," ucap Meylani, salah satu korban gempa yang bertempat tinggal di kompleks Perumahan Jingga Land.
Warga di kompleks empat perumahan tersebut dapat menikmati air bila listrik berfungsi normal. Hal itu karena air yang mereka gunakan di tempat tersebut harus dipompa dengan mesin yang digerakkan listrik. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
Terkini
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 2 November 2025: Waspada Hujan Petir di Sejumlah Kota
-
Megawati Singgung Soal Gelar Pahlawan: Jangan Asal Kasih, Harus Hati-Hati!
-
Kematian Janggal Jaksa Agung Lopa: Sebulan Gebrak Koruptor Kakap, Berakhir Tragis di Tanah Suci
-
Baharuddin Lopa: Jaksa Agung Pemberani Usut Kasus Soeharto Hingga Koruptor Kelas Kakap
-
Semalam GBK Macet Parah Jelang Konser BLACKPINK, Polisi Lakukan Rekayasa Lalu Lintas
-
David Van Reybrouck Kritik Wacana Soeharto Jadi Pahlawan: Lupa Sejarah, Bahaya Besar!
-
Kronologi Truk Tanki 2.400 liter BBM Terbakar di Cianjur, Sebabkan Ledakan Mencekam
-
5 Fakta dan Pihak-pihak yang Terlibat Perang Sudan
-
Mau Perkuat Partai yang Dipimpin Prabowo, Budi Arie Bicara Soal Kapan Masuk Gerindra
-
Dasco: Gerindra Siap Tampung Gelombang Relawan Projo!