Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyebut kasus berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpet sarat akan kepentingan politik. Fahri melihat ada kejanggalan dalam beberapa tindakan yang dilakukan pihak kepolisian atas kasus tersebut.
Fahri mengaku menemukan informasi apabila dalam kasus Ratna Sarumpaet. Di mana pihak kepolisian tidak memeriksa anggota keluarga Ratna, sebagaimana sempat disampaikan pada Ratna bahwa kebohongannya pertama kali disampaikan kepada anak-anaknya. Yang mengherankan Fahri, pihak kepolisian malah langsung memeriksa Amien Rais.
"Saya dengar keluarganya saja tidak diperiksa padahal ini kan masalah keluarga katanya. Harusnya keluarganya yang difokuskan," kata Fahri di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Rabu (10/10/2018).
Oleh karenanya, Fahri meminta pihak kepolisian untuk bersikap netral dalam kasus Ratna Sarumpaet. Apalagi Fahri mengetahui bahwa posisi Amien Rais sebagai korban kebohongan Ratna Sarumpaet. Dirinya sempat mencurigai ada campur tangan tim sukses kubu sebelah dalam pemeriksaan Amien Rais.
"Saran saya agar Polri tidak usah melayani keinginan dari sekelompok tim sukses ya, yang mau menciptakan desain seolah-olah kasus ini adalah plot yang dibangun secara bersama-sama oleh Ratna Sarumpaet dan pak Prabowo serta tim suksesnya," ujarnya.
Terlebih Fahri pun mengetahui satu kejanggalan yang dibuat oleh pihak kepolisian. Surat pemanggilan yang dilayangkan Amien Rais dibuat tanggal 2 Oktober 2018. Padahal, Ratna Sarumpaet baru mengaku bahwa dirinya berbohong pada 3 Oktober 2018.
"Makanya akan makin ganjal sudahlah. Jadi jangan bikin sandiwara beginian rakyat ini sudah pintar juga ya cukuplah," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Hanafie Rais: Kasus Ratna Sarumpaet untuk Jegal Prabowo-Sandiaga
-
Pemeriksaan Amien Rais Bukan karena Penangkapan Ratna Sarumpaet
-
Amien Rais Diperiksa Polisi, PA 212 : Arahkan Adzan ke Polda
-
Demo Pendukung Amien Rais, Pelayanan Publik di Polda Normal
-
Protes Nama Tak Lengkap, Amien Rais: Apa Alergi Nama Muhammad?
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre