Suara.com - Pasca penyerangan masyarakat tradisional yang melakukan sedekah laut di di Pantai Baru, Ngentak, Poncosari, Srandakan, Bantul, Yogyakarta, ada spanduk bertuliskan tauhid tergantung. Tulisan spanduk itu pada intinya melarang sedekah laut karena dituduh syirik dalam tradisi Islam.
Spanduk itu bertuliskan "kami menolak bentuk kesyirikan berbentuk budaya". Penyerangan sedekah laut itu, Jumat (13/10/2018) sekitar pukul 23.30. Dalam penyerangan itu, massa bercadar juga merusak penjor (hiasan gapura tenda) dan mengambil Banner Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro.
Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro sendiri merupakan suami dari Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi (Pembayun) putri pertama Sultan Hamangkubuwono X. ia juga merupakan ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (HSNI DIY)
Suyanto (40) mengatakan banner yang bertuliskan selamat datang Gusti Wironegoro itu telah diambil saat proses penyerangan.
"Iya diambil. Yang ambil ya mereka wong itu diganti spanduk mereka," ujar Suyanto selaku ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Bantul.
Ia juga menyatakan proses penyerangan terlalu cepat sehingga tidak diketahui para pelaku pengrusakan tersebut. Ketika dirinya datang para pelaku sudah kabur dari Pantai Baru.
Yanto juga mengatakan saat proses penyerangan terjadi banner betuliskan menolak syirik atas nama budaya terpampang di sudut-sudut pantai.
"Habis penyerangan langsung pasang bener soal kesirikan," ujar Suyanto.
Lebih lanjut Yanto menambahkan sehari setelah kejadian Gusti Kanjeng Wironegoro langsung datang menemuinya kemudian menyatakan turut prihatin atas kejadian penyerangan tersebut.
Baca Juga: Fakta dan Makna Sedekah Laut Bantul yang Diteror Massa Bercadar
"Langsung datang siangnya, habis itu menyatakan turut prihatin dab sedih atas insiden tersebut," ujar Suyanto menirukan ucapan Gusti Kanjeng Wironegoro
Sampai kini lokasi penyerangan tidak mendapat pengamanan khusus. Ppetugas Kepolisian Polres Bantul Dalija mengungkap tidak ada pengamanan khusus setelah terjadi penyerangan.
"Nggak ada pengaman khusus gak mungkin mereka balik lagi. Pengamanan nggak ada dtingkatkan," ujar Dalija saat melakukan pemantauan di Pantai Baty.
Dalija sendiri polisi yang datang pertama ke lokasi, ia menceritakan peristiwa terjadi sekitar Lima belas menit.
"Penyerangan dan pengrusakannya terjadi lima menit saja," ujarnya.
Ia melanjutkan, saat kejadiaan massa ada yang mengggunakan cadar ada yang tidak, beberapa diantaranta ada yang membawa senjata tajam.
Berita Terkait
-
Fakta dan Makna Sedekah Laut Bantul yang Diteror Massa Bercadar
-
Diteror Massa Bercadar, Kraton Tetap Lestarikan Sedekah Laut
-
Massa Bercadar Serang Ritual Sedekah Laut, Polisi Periksa 9 Orang
-
Dianggap Syirik, Massa Cadar Bersenjata Bubarkan Sedekah Laut
-
Teriak Allahu Akbar, Gerombolan Cadar Rusak Prosesi Sedekah Laut
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Diduga karena Masalah Asmara, Seorang Pria Tewas Ditusuk di Condet
-
Mau Kirim 500 Ribu Pekerja ke Luar Negeri, Pemerintah Siapkan Anggaran hingga Rp25 T, Buat Apa Saja?
-
Sidang Perdana Kasus TPPU Eks Sekretaris MA Nurhadi Digelar Hari Ini
-
Masih Lemas Usai Selang Makan Dilepas, Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Kapan Diperiksa?
-
KUHAP Baru Disahkan! Gantikan Aturan Warisan Orde Baru
-
Mencekam! Detik-detik Kecelakaan Beruntun di Tol Cipali Tewaskan 5 Orang, Bus Agra Mas yang Mulai?
-
Dilaporkan ke MKD, Komisi III Bantah Catut Nama LSM dalam Pembahasan RKUHAP
-
Kunjungi Jepang, Menko Yusril Bahas Reformasi Polri hingga Dukungan Keanggotaan OECD
-
3 Fakta Korupsi Pajak: Kejagung Geledah Rumah Pejabat, Oknum DJP Kemenkeu Jadi Target
-
Warga Muara Angke Habiskan Rp1 Juta Sebulan untuk Air, PAM Jaya Janji Alirkan Air Pipa Tahun Depan