Suara.com - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) bersama Jasindo Konsorsium Asuransi, menyerahkan dana asuransi bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) meninggal dan bermasalah. Pemberian asuransi kepada tiga orang PMI dihadiri keluarga PMI.
Pemberian asuransi dilakukan di ruang rapat Deputi Perlindungan, Lantai 2, Gedung BNP2TKI, Jakarta, Selasa (16/10/2018).
Ketiga PMI yang mendapatkan asuransi yaitu, atas nama Almarhum Muhammad Sakhur (48) asal Pemalang, Jawa Tengah. PMI tersebut bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK).
Ia dinyatakan meninggal dunia, karena terjatuh ke laut di perairan negara Taiwan dan belum ditemukan hingga saat ini.
Kemudian Dewi Yulianah (25) asal Subang, Jawa Barat, yang bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (domestic worker) di Malaysia. Ketiga adalah Maid Bin Saroji Nasa (29) dari Serang, Banten, yang bekerja sebagai driver di Riyadh, Saudi Arabia.
Pemberian asuransi ini langsung diserahkan kepada keluarga PMI meninggal dan PMI bermasalah, dengan total Rp 80.802.000. Sebesar Rp 75 juta rupiah diserahkan kepada keluarga almarhum Muhammad Sakhur, PMI bermasalah (Dewi Yulianah) sebesar Rp 802 ribu, dan PMI yang dipecat secara sepihak (Maid Bin Saroji Nasa) sebesar Rp 5 juta.
Deputi Perlindungan BNP2TKI, Anjar Prihantoro, mengucapkan turut berbelasungkawa di hadapan keluarga PMI ABK yang meninggal dunia. Menurutnya, hal ini tidak bermaksud mengungkit kembali perasaan duka keluarga atas kepergian Muhammad Sakhur untuk selama-selamanya.
Anjar berpesan bagi para PMI yang menerima asuransi ini, agar menggunakan uangnya secara bijaksana.
"Ini bagian dari tugas pemerintah untuk bertanggung jawab bagi warganya yang rela bekerja di luar negeri, meski pada akhirnya, ada yang tidak sukses saat kembali ke Tanah Air. Pemerintah sebenarnya tidak menginginkan hal itu terjadi," ujarnya.
Baca Juga: BNP2TKI: Peran Layanan Terpadu Satu Atap Terus Dioptimalkan
Anjar berharap, para PMI dan calon PMI yang hendak berangkat dan bekerja di luar negeri, agar selalu berhati-hati dalam bekerja. Mereka diharapkan mematuhi semua aturan, demi keselamatan dan kesuksesan selama bekerja di luar negeri, agar tidak lagi ada masalah serupa yang terjadi.
Pemerintah pun akan terus melayani dan bertanggung jawab dan menjalankan kewajibannya sebagai pelayan masyarakat.
Turut hadir dalam penyerahan asuransi, yaitu Direktur Mediasi dan Advokasi BNP2TKI, Yana Anusasana, Direktur Pemberdayaan BNP2TKI, Rohyati Saroasa, beserta beberapa pegawai BNP2TKI, dan pihak Jasindo Asuransi, yang dihadiri lima pegawai.
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Harga Telur Naik Gara-gara MBG, Mendagri Tito: Artinya Positif
-
Penyelidikan Kasus Whoosh Sudah Hampir Setahun, KPK Klaim Tak Ada Kendala
-
Fraksi NasDem DPR Dukung Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Lihat Perannya Dalam Membangun
-
Kemenhaj Resmi Usulkan BPIH 2026 Sebesar Rp 88,4 Juta, Ini Detailnya
-
Emak-Emak Nyaris Adu Jotos di CFD, Iron Man Jadi Penyelamat
-
Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Rp 1 Juta per Jemaah Dibanding Tahun Lalu
-
Bicara soal Impeachment, Refly Harun: Pertanyaannya Siapa yang Akan Menggantikan Gibran?
-
SETARA Institute: Pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto Pengkhianatan Reformasi!
-
Whoosh Disorot! KPK Usut Dugaan Korupsi Kereta Cepat, Mark-Up Biaya Terendus?
-
Teka-Teki Penundaan Rakor Sekda Terungkap! Tito Karnavian Beberkan 2 Alasan Utama