Suara.com - Prajurit TNI Angkatan Laut yang berada di Kapal Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh melakukan pencarian korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Tajung Karawang, Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10), dengan menggunakan Landing Craft Utility (LCU). LCU baru dikerahkan di hari kedua pencarian, Selasa (30/10/2018).
Pencarian menggunakan LCU No lambung 593-I itu dipimpin Letda (P) Indra Surya dan LCU 593-II dipimpin Letda (P) Fajar Illavin yang diturunkan dari atas KRI Banda Aceh. Senin malam sudah lego jangkar sekitar pukul 20.26 WIB di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Sebelum melakukan pencarian korban jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610, Komandan Kapal KRI Banda Aceh Letkol (P) Ali Setiandy memberikan pengarahan kepada prajurit.
“Laksanakan tugas dengan baik dan ikhlas serta jaga faktor keselamatan,” ucap Letkol (P) Ali Setiyandy.
LCU adalah jenis kapal yang digunakan oleh pasukan amfibi untuk mengangkut peralatan dan pasukan ke pantai. Kapal ini mampu mengangkut kendaraan berantai atau beroda dan pasukan dari kapal penyerang amfibi ke pantai atau dermaga.
Sebelumnya, TNI AL telah mengerahkan sejumlah kapal untuk melakukan pencarian korban dan puing pesawat. Diantaranya KRI Tengiri-865, KRI Sikuda-863, KAL Kobra, KAL Sanca dari Koarmada I dengan membawa 25 personel penyelam dan peralatan selam, 4 Sea Rider dan 40 personel Kopaska Koarmada I.
Selain itu juga ada KRI Rigel unsur Pushidrosal dengan kemampuan deteksi bawah air yang canggih untuk mendeteksi objek bawah laut.
Dalam rangka pencarian korban dan badan pesawat telah didirikan Posko SAR di Dermaga JICT TNI AL Jakarta Utara.
Semabagaimana diketahui, pesawat Lion Air JT 610 Boeing 737 yang membawa penumpang dan awak pesawat sekitar 189 orang dengan route Soekarno Hatta - Pangkal Pinang sekitar pukul 06.20 WIB sempat hilang kontak, kemudian ditemukan jatuh di laut. Hingga saat ini masih dilakukan pencarian.
Baca Juga: Diramal Tak Akan Nikah, Ivan Gunawan Bilang Begini
Berita Terkait
-
Ibu: Kenapa Bisa Terjadi Pesawat Jatuh, Anak Saya Cuma Satu
-
Solar Mahal, Nelayan Ini Tak Ikut Bantu Evakuasi Pesawat Lion Air
-
Pemerintah Cari Info Lengkap untuk Keluarga Korban Pesawat Jatuh
-
Dengar Suara Ledakan Pesawat, Warga Sempat Mengira Suara Geluduk
-
Doa Sri Mulyani untuk 20 Pegawai Kememkeu dan Korban Lion Air
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Cucu Mahfud MD Jadi Korban, Pakar Sebut Keracunan MBG Bukti Kegagalan Sistemik Total
-
Motif Sejoli Tega Buang Bayi di Palmerah, Malu Nikah Siri Tak Direstui
-
PPP Memanas! Kubu Mardiono Klaim Duluan Daftar, Agus Suparmanto Tidak Sah Jadi Ketum?
-
Penganiayaan Jurnalis di Jaktim Berakhir Damai, Pelaku Meminta Maaf dan Tempuh Restorative Justice
-
Eks Dirut PGN Hendi Prio Santoso Ditahan KPK, Diduga Terima Duit Panas Jual Beli Gas
-
Asosiasi Sopir Logistik Curhat ke DPR: Jam Kerja Tak Manusiawi Bikin Penggunaan Doping dan Narkoba
-
Usai Muktamar Ricuh, Kubu Agus Suparmanto Ajak Mardiono Bergabung Demi Lolos Parlemen 2029
-
Viral Wali Kota Gorontalo Ngamuk Proyek Kampung Nelayan Disetop Ormas GRIB, Nyaris Adu Jotos!
-
Wartawan Dianiaya oleh Petugas SPPG di Jaktim, Kepala BGN Minta Maaf: Kekerasan Tidak Boleh
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?