Suara.com - Politisi Partai Demokrat Andi Arief meyakini warga asli Boyolali memiliki sifat tidak mudah tersinggung pasca melihat adanya unjuk rasa yang dilakukan warga Boyolali kepada Prabowo Subianto.
Alasannya enteng saja, Andi Arief mencurigai aksi unjuk rasa itu merupakan pesanan dari Jakarta.
Ribuan warga Boyolali menggelar aksi unjuk rasa karena kecewa dengan pidato Prabowo yang menyebut tampang Boyolali akan diusir apabila masuk hotel. Menanggapi hal tersebut, Andi Arief menilai bahwa unjuk rasa tersebut hanya sebagai bentuk mobilisasi.
“SAYA menangkap gelagat sedang ada upaya mengerakkan gerakan seolah-olah reaksi spontan masyarakat mendukung pemerintah ala pamswakarsa yang dipersiapkan melawan gerakan ganti Presiden. Ini berlebihan, horizontal yang membahayakan. Tertanda: "Muka Orang Kota",” tulis Andi Arief dalam akun Twitter pribadinya.
Kemudian Andi Arief menjelaskan contoh mobilisasi atau aksi pengerahan untuk mendukung pemerintah. Dirinya mengingat sekitar tahun 1965 di mana masyarakat Indonesia dikerahkan agar mendukung lahirnya Orde Baru.
“Demo mendukung pemerintah ada Pak, namanya mobilisasi. Tahun 1965-1966 rakyat dimobilisasi mendukung lahirnya Orba, Tahun 1999 Pamswakarsanya Pak Wiranto mendukung pemerintah mau menggempur mahasiswa. Bapak mau buat yang begitu? Siapa yang mau bapak gempur? Peserta aksi "kode angka?,” ujarnya.
Pemikirannya pun diperkuat dengan anggapan Andi Arief terhadap warga Boyolali yang memiliki sifat tidak mudah tersinggung. Karena itulah Andi Arief kemudian mencurigai aksi unjuk rasa yang dilakukan ribuan warga tersebut hanya pesanan dari Jakarta untuk melawan gerakan Ganti Presiden.
“Warga Boyolali yang saya kenal suka humor dan tidak gampang tersinggung. Kalau ada yang protes rame sampai demo soal tampang boyolali, mungkin order dari Jakarta,” tuturnya.
Oleh sebab itu, Andi Arief meminta kepada Prabowo untuk segera menyampaikan permintaan maafnya agar kemudian tidak menjadi bahan gorengan dari pihak penantang.
“Pak Prabowo sebaiknya meminta maaf saja atas ucapan di Boyolali. Tinggalkan salah atau benar maksud ucapannya, bukankah jika diberi amanat kemenangan Pilpres maka saudara-saudara di Boyolali akan menjadi rakyat yang harus dipimpin nantinya?” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Jadi Penyebab Banjir di Jati Padang, Pramono Minta Tanggul Baswedan Segera Diperbaiki
- 
            
              Jakarta Siaga 25 Hari ke Depan! Waspada Cuaca Ekstrem dan Banjir Mengintai
- 
            
              Bobby Nasution Temui Guru Honorer Saling Lapor Polisi dengan Ortu Siswa, Dorong Penyelesaian Damai
- 
            
              Pemprov DKI Bakal Berikan Santunan Korban Pohon Tumbang, Ini Syaratnya
- 
            
              Isu Pork Savor yang Beredar di Media Sosial, Ajinomoto Indonesia Tegaskan Semua Produknya Halal
- 
            
              46 Anak SMP Nyaris Tawuran, Janjian via DM Berujung Diciduk Polisi
- 
            
              Roy Suryo Soroti Perayaan Sumpah Pemuda ala Gibran: Sungguh Membagongkan!
- 
            
              Pekan Terakhir BBW Jakarta 2025: Pesta Buku, Keceriaan Keluarga, dan Bawa Pulang Mobil Listrik
- 
            
              Pramono Buka Luas Ruang Inovasi, Pengamat: Patut Diapresiasi
- 
            
              Apa Hebatnya Soeharto? Ini Balasan Politisi PSI ke PDIP