Suara.com - Polri membentuk tim khusus untuk menyelidik insiden jatuhya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610. Pembentukan Satgas khusus itu sudah berjalan sejak 1 November 2018 lalu.
Tim satgas ini akan membantu KNKT dalam investifasi insiden jatuhnya pesawat Lion Air tersebut. Di mana Satgas bentukan Polri ini akan menyelidiki bagian non teknis dari pesawat.
"Bahan-bahan dari hasil pemeriksaan yang lain sudah punya. Kita kan bicara nonteknis, nah nanti divalidkan dengan temuan KNKT. Teknisnya seperti ini nonteknisnya seperti ini, klop gak. Kalau klop nanti buat kesimpulan," ujar Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (8/11/2018).
Bagian nonteknis yang diselidiki satgas Polri itu salah satunya adalah data kesehatan pilot yang membawa pesawat. Hal ini untuk menunjukan adanya indikasi kesalahan pilot atas insiden tersebut.
"Ini kan dipadukan, nonteknisnya siapa tahu pilotnya menggunakan obat, kemudian dari sisi medisnya. Medisnya gimana, apakah dia dipaksa dengan kondisi kesehatan yang gak prima," jelasnya.
Pemeriksaan tidak hanya menyasar kepada pilot. Kru dan teknisi pesawat pun menjadi sasaran satgas untuk diperiksa.
"Dari kesehatan, kemudian dari teknisi pesawat, latar belakangnya, dari sekuriti bandara, kemudian bagian yang angkat barang itu, sekuriti barang, yang seperti itu yang kita dalami," pungkasnya.
Satgas khusus tersebut terdiri dar 10 orang terpilih dari Bareskrim Polri. Di mana anggotanya memiliki kualifikasi penyelidik di bidang penerbangan. Mereka sampai saat ini masih bekerja untuk membantu investgasi KNKT.
Baca Juga: Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet, Polisi Punya 63 Barang Bukti
Berita Terkait
-
Lion Air Tabrak Tiang, Personel AMC Bandara Bengkulu Minta Maaf
-
Tabrak Tiang, Lion Air Klaim Pergerakan Pesawat Sesuai Arahan AMC
-
Lion Air Tabrak Tiang di Bengkulu, Kemenhub Lakukan Investigasi
-
Insiden Lion Air, Boeing Kirim Surat ke Maskapai Operator 737 MAX
-
Satu Bayi Korban Lion Air JT610 Teridentifikasi, Rafezha Widjaya
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
Terkini
-
Kejagung Bongkar Kebohongan Sandra Dewi soal 88 Tas Mewah Hasil Endorsement, Begini Faktanya!
-
"Sudah Biasa Dihina Sejak Kecil" Jawaban Pasrah Bahlil Lahadalia untuk Pembuat Meme
-
Datang ke Bareskrim, Lisa Mariana Pasrah Jika Ditahan: Doakan Saja yang Terbaik
-
Rismon Sianipar Bongkar Dugaan Kejanggalan Ijazah Gibran: Enggak Ada Ijazah SMA-nya!
-
Skandal Ekspor POME, Kejagung Geledah Sejumlah Kantor Bea Cukai
-
kumparan AI for Indonesia 2025 Mempercepat Dampak Nyata Kolaborasi Penerapan AI
-
Kejagung Ungkap Alasan Memanggil PT Google Indonesia dalam Perkara Nadiem Makarim
-
Gibran Minta Ponpes Cetak Santri jadi Ahli AI hingga Robotik: Kita Harus Berani Lakukan Lompatan
-
"Jangan Berlindung di Balik Privasi!" Keluarga Arya Daru Tuntut Polisi Terbuka Soal 2 Saksi Kunci
-
Ketua Komisi X DPR RI: Pengajaran Bahasa Portugis Idealnya Diujicobakan di NTT Terlebih Dahulu