Suara.com - Seorang warga Klaten, Bardiman yang berusia 67 tahun tewas diserang tawon di pekarangan rumahnya, Minggu (11/11/2018) sore. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB.
Sarang tawon berukuran besar berada di pohon mangga di pekarangan samping rumah Bardiman di Dukuh Jogodayoh, RT 006/RW 001, Desa/Kecamatan Kalikotes, Klaten. Saat kejadian, Bardiman berada di rumah bersama istrinya, Wiwik.
Ketua RT 006/RW 001, Dukuh Jogodayoh, Sihono, 60, mengatakan warga mengetahui peristiwa itu setelah istri Bardiman berteriak minta tolong. Warga yang berdatangan dikejutkan dengan kondisi Bardiman sudah dikerumuni tawon berwarna hitam bergaris kuning melingkar.
Warga lantas membawa Bardiman menjauh dari pekarangan hingga ke rumah salah satu warga agar tawon tak terus menerus menyerangnya. Saat itu, Bardiman masih dalam kondisi sadar.
“Wajah hingga leher sudah penuh dengan sengatan tawon. Kondisi bekas sengatannya itu ada warna hitam seperti gosong. Saat dibawa ke rumah tetangga itu tawonnya masih mengejar,” kata Sihono saat ditemui wartawan di rumahnya, Senin (12/11/2018) sore.
Setelah itu Bardiman dilarikan ke RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro. Namun, nyawa Bardiman tak tertolong dan meninggal dunia sekitar pukul 20.00 WIB. Oleh keluarganya, Bardiman dimakamkan pada Senin siang.
Sihono menjelaskan sarang tawon di pohon mangga pekarangan milik Bardiman berdiameter sekitar 40 sentimeter dengan panjang sekitar 50 sentimeter. Sarang tersebut berada di dahan pohon mangga.
Selama ini, warga tak mengetahui jika di pekarangan rumah Bardiman terdapat sarang tawon berukuran besar. Ia mengatakan sarang tawon sudah dimusnahkan setelah dilaporkan ke Unit Pemadam Kebakaran (Damkar) Klaten.
Sihono menjelaskan sekitar setahun lalu ada sarang tawon yang juga berukuran besar berada di pohon kelengkeng milik warga setempat.
Baca Juga: Lelaki Linglung Mengamuk di Temanggung, 1 Balita Tewas, 2 Luka
“Saat itu dimusnahkan secara manual. Mungkin saja ada tawon yang tidak mati hingga memindahkan sarangnya di pohon mangga milik korban,” ungkapnya.
Salah satu putra Bardiman, Alfi, 36, menjelaskan orang pertama yang mengetahui ayahnya terserang tawon adalah ibunya, Wiwik. Saat itu, Wiwik melihat Bardiman sudah tergeletak dan dikerumuni tawon.
Sementara Bardiman tak bisa melarikan diri karena kondisi tubuhnya yang sudah menua. “Informasi dari kerabat saya itu Ibu datang mengusir tawon yang menyerang kemudian ada warga yang datang membantu menolong mengenakan helm dan jaket kemudian dibawa menjauh. Bapak masih sempat sadarkan diri,” katanya.
Alfi mengatakan selama ini ia tinggal di Semarang dan sepekan sekali pulang untuk menengok orang tuanya. Terkait keberadaan sarang tawon tersebut, ia menjelaskan sebulan lalu sarang tawon berukuran besar tersebut sudah berada di pohon mangga.
Alfi berharap warga yang mendapati sarang tawon berukuran besar segera melaporkan ke petugas agar dibasmi.
Petugas Damkar Klaten, Irwan Santosa, mengatakan sudah ada sekitar 400 laporan keberadaan sarang tawon yang diterima Damkar Klaten. Ia mengatakan sudah ada sejumlah korban meninggal dunia akibat serangan tawong di Klaten yang mayoritas balita. Banyaknya temuan sarang tawon berukuran besar tersebut masih diteliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Berita Terkait
-
KAI Klaim Tak Ada Kesalahan Saat Kereta Melintas Viaduk
-
Selain Dua Tewas, Enam Penonton Drama Kolosal Surabaya Luka-luka
-
Korban Hidup Kecelakaan Maut Tol Surabaya - Mojokerto Kritis
-
Satu Terdakwa Pengeroyok Jakmania Haringga Sirla Dibebaskan
-
3 Tembakan Tak Digubris, Residivis Ini Tewas di Ujung Bedil BNN
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Mendagri Tito Jelaskan Duduk Perkara Pemkot Medan Kembalikan Bantuan Beras 30 Ton ke UAE
-
Minggu Besok, Pesantren Lirboyo Undang Seluruh Unsur NU Bahas Konflik Internal PBNU
-
Kementerian PU Tandatangani Kontrak Pekerjaan Pembangunan Gedung SPPG di 152 Lokasi
-
Eks Mensos Tekankan Pentingnya Kearifan Lokal Hadapi Bencana, Belajar dari Simeulue hingga Sumbar
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan
-
SPPG, Infrastruktur Baru yang Menghubungkan Negara dengan Kehidupan Sehari-Hari Anak Indonesia
-
Jaksa Kejati Banten Terjaring OTT KPK, Diduga Peras WNA Korea Selatan Rp 2,4 Miliar
-
6 Fakta Wali Kota Medan Kembalikan 30 Ton Beras Bantuan UEA, Nomor 6 Jadi Alasan Utama
-
Cas Mobil Listrik Berujung Maut, 5 Nyawa Melayang dalam Kebakaran di Teluk Gong
-
Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Mendagri Tito Minta Maaf