Suara.com - Keluarga korban ritual mesum perdukunan yang dilakukan MAZ, warga Batu Aji, Kota Batam, Kepulauan Riau, meminta polisi untuk segera menangkap pelaku.
MAZ tega menjadikan istri, anak gadisnya dan adik iparnya menjadi tumbal perdukunan berbau pelecehan serta perdagangan perempuan yang dilakukan.
Bahkan, sang istri, anak, dan adik iparnya tak hanya sekali dipaksa MAZ menjadi “tumbal” untuk disetubuhi pasiennya berinisial AB, warga Jakarta.
Bahkan R, anak gadisnya juga dijadikan tumbal sejak masih belia kelas 6 SD. Kekinian, R sudah beranjak 23 tahun. Belasan tahun ia di bawah bayang-bayang ancaman bapaknya yang menjalankan praktik dukun itu.
Belasan tahun terpendam, kelakuan MAZ akhirnya terkuak. Sang istri jengah dan melawan ketidakadilan ini. Kendati sebelumnya mereka takut karena berada di bawah ancaman.
Laporan secara resmi ke Polresta Barelang sudah dilayangkan. Mereka berharap polisi bertindak cepat menangani laporan ini.
Laporan tersebut dilayangkan E (25), adik ipar sekaligus tumbal ritual mesum MAZ.
Ia mengakui sudah melapor beberapa waktu lalu ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Barelang. Tetapi tidak dilanjuti oleh Unit PPA.
"Kata polisi mereka mau menunggu teman (klien) MAZ pernah menyetubuhi E sebagai tumbal praktik perdukunan. Ia sedang di luar Batam," kata Molek, keluarga korban ketika menceritakan kejadian tersebut kepada Batamnews—jaringan Suara.com, Jumat (16/11/2018).
Baca Juga: 2 Hari Sebelum Membantai, Haris ke Gereja Bareng Keluarga Gaban
Pihak keluarga, sudah melaporkan MAZ bersama temannya sebagai penikmat E tanggal 6 November 2018 lalu.
"Sampai saat ini tidak ada lanjutan dari polisi, makanya kami datang lagi kepolisian (Unit PPA Polresta Barelang)," kata Molek yang merupakan sepupu N—istri MAZ.
N, istri MAZ juga pernah menjadi tumbal. Ia juga mengalami pencabulan dari klien suaminya.
Ia menjelaskan, dalam pelaporan hari Rabu (14/11), polisi meminta pihak keluarga mendatangkan saksi lain. Termasuk istri N dan anak kandungnya R (23) juga menjadi korban dalam kasus tersebut.
"Itulah, kami disuruh bawa saksi atau korban yang berada di Batu Aji, mana bisa, lah itu kawasan mereka (MAZ)," kata Dia.
Pihak keluarga berharap polisi bertindak cepat menangkap MAZ agar kasus ini bisa terkuak.
Ketika dikonfirmasi Batamnews.co.id, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Barelang Iptu Drefani Diah Yunita mengatakan, laporan tersebut sudah ia terima dan akan menindak lanjuti.
"Kami sudah memanggil saksi tetapi belum diperiksa," katanya.
Drefani mengatakan, pihaknya akan lebih dulu menilai bentuk transaksi perdukunan yang terjadi. Dari sana, baru bisa ditetapkan tersangka atau tidak.
"Kami kan butuh bukti penangkapan, yang jelas kasus ini akan dilidik," kata Drefani.
Sebelumnya, kejadian ini cepat mencuat ketika korban E bersama kakaknya N melapor ke Polsek Batu AJi. Tetapi pihak polsek mengarahkan ke Unit PPA Polresta Barelang, tanggal 6 November lalu. Pihak keluarga langsung menuju ke Polresta Barelang untuk melaporkan tersebut.
Berdasarkan cerita para korban, MAZ memanfaatkan istri, anak dan adik iparnya sebagai tumbal praktik perdukunan. Kliennya yang juga temannya yakni AB (27) pernah menyetubui ketiganya dalam sebuah ritual yang dijalankan MAZ.
Praktik ini diduga sudah dilakukan MAZ beberapa tahun belakangan. Korban diancam akan dibunuh.
Terlihat saat datang mengadu ke kantor Batamnews, Korban N tampak trauma dan sering diam di balik balutan masker penutup hidung.
Matanya berkaca-kaca menceritakan kejadian yang terjadi. "Saya tidak bisa apa-apa," kata E.
MAZ selama ini dikabarkan membuka praktik untuk orang-orang yang kesulitan memiliki keturunan dan masalah kehamilan.
Ia dikenal sebagai orang yang punya kemampuan dalam pengobatan tradisional. Begitu cerita para keluarga yang mengaku menjadi korban.
Berita ini kali pertama diterbitkan Batamnews.co.id dengan judul “Unit PPA Polresta Barelang Selidiki Ritual Perdukunan MAZ yang Tumbalkan Wanita”
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
-
Prabowo Akui Keracunan MBG Masalah Besar, Minta Tak Dipolitisasi
-
Di Panggung Muktamar, Mardiono Minta Maaf dan Akui Gagal Bawa PPP Lolos ke Parlemen