Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memaparkan pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat 26 Oktober lalu sempat mengalami kehilangan daya angkat (stall).
Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo saat Rapat Kerja dengan Komisi V DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (22/11/2018), menjelaskan kronologi sebelum pesawat tersebut jatuh.
"Dari hasil pembacaan kotak hitam (black box) pada saat mulai terjadi perbedaan penunjukan kecepatan di mata kapten dan copilot," katanya seperti dilansir Antara.
Dilihat dari grafik yang paling bawah, berwarna biru adalah ketinggian, di atas kecepatan, mungkin naik pada tiga garis di atas, katanya.
Nurchayo mengatakan, angle of attack dari awal sudah menunjukan perbedaan di antara kiri dan kanan di mana indikator kanan lebih tinggi dari kiri. Pada saat menjelang mulai terbang di sini tercatat bahwa ada garis merah di sini yang menunjukkan pesawat mengalami stick shaker.
Stick shaker adalah kemudinya di sisi kapten mulai bergetar. Ini adalah indikasi yang menunjukkan bahwa pesawat akan mengalami stall atau peringatan daya angkat, katanya.
Pada saat di ketinggian 5.000 kaki tercatat pada indikator berwarna ungu yaitu automatic trim down atau yang disebut banyak media sebagai MCAS atau Manuver Characteristics Augmentation System adalah alat untuk menurunkan hidung pesawat karena pesawatnya akan stall.
Jadi, hal ini kemungkinan disebabkan karena angle of attack di tempatnya kapten menunjukkan 20 derajat lebih tinggi. Kemudian men-trigger terjadnya stick shaker. Mengindikasikan kepada pilot bahwa pesawat akan stall. Kemudian MCAS menggerakkan hidung pesawat untuk turun.
Nurchayo menjelaskan pergerakan tersebut dilawan oleh pilot dengan parameter yang paling atas berwarna biru. Jadi pilotnya trim up. Terus sampai dengan akhir penerbangan, ini parameter biru yang tengah ini menunjukkan berapa total trim yang terjadi. Setelah trim down angkanya turun dilawan oleh pilotnya trim up kemudian akhirnya angkanya kira-kira di angka 5.
Baca Juga: Lagi, Keluarga Korban Lion Air Gugat Boeing di Pengadilan AS
Jadi, lanjut dia, Angka 5 adalah angka di mana beban kendali pilot nyaman. Apabila angkanya makin kecil, ini bebannya akan semakin berat. Namun kemudian, tercatat di akhir-akhir penerbangan autamatic trim-nya bertambah namun trim dari pilotnya durasinya makin pendek. Akhirnya jumlah trimnya makin lama mengecil dan beban kemudi menjadi berat. Kemudian pesawat turun.
Ia mengatakan hasil pembacaan kotak hitam secara lengkap akan dipublikasikan kepada masyarakat luas pada 28 November mendatang.
Tag
Berita Terkait
-
Lagi, Keluarga Korban Lion Air Gugat Boeing di Pengadilan AS
-
Wajib Bayar Pesangon Rp 6,41 Miliar, Lion Air Melawan Ajukan PK
-
Menhub: KNKT Tengah Kumpulkan Data Perawatan Lion Air PK-LQP
-
DPR Panggil Menhub Bahas Insiden Lion Air PK-LQP
-
100 Ahli Waris Korban Lion Air Jatuh Terima Santunan Jasa Raharja
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik