Suara.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (KH Said Aqil Siroj menilai, masyarakat Indonesia masih sering teperdaya oleh simbol dan label agama.
"Memang simbol sangat menarik tidak membutuhkan kecerdasan, tidak butuh analisis atau kajian jelimet. Simbol yang menarik itu menjanjikan, tapi kalau dibiarkan hanya itu sangat berbahaya," kata Said Aqil seperti diberitakan Antara, Senin (26/11/2018).
Said Aqil mengemukakan hal itu dalam pengukuhan pengurus dan pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA PMII).
Menurut dia, simbol dan label agama sepanjang sejarah sering dimanfaatkan oleh penguasa yang ingin melestarikan kekuasaannya menghadapi para oposisi.
"Kalau sekarang terbalik, yang menggunakan label-label simbol agama orang-orang yang sangat tamak rakus terhadap kekuasaan," ujarnya.
Said Aqil berharap IKA PMII tidak ikut-ikutan memainkan simbol dan label agama untuk tujuan nonagama.
Sebaliknya, IKA PMII hendaknya dapat menyatukan kembali Indonesia sesuai ajaran Al Quran, yakni sebagai ummatan wasathan, umat yang adil dan pilihan.
Sementara itu Ketua Umum IKA PMII Akhmad Muqowam mengatakan, rakernas tersebut akan membedah dan memecahkan sejumlah permasalahan nasional, antara lain soal kemiskinan.
Selain itu, menurutnya, IKA PMII akan serius dalam mengembangkan sayap di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya untuk memastikan masa depan kehidupan bangsa yang lebih baik.
Baca Juga: Anies Mau Pantai Kita, Maju, Bersama, Jadi Tempat Wisata Rakyat
"Memakmurkan Indonesia tidak bisa dilakukan oleh satu kalangan saja, melainkan harus dilakukan secara sistemik, programik, dan berkelanjutan," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
Terkini
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi