Suara.com - Cuma bermodalkan borgol, Kartono alias Mones beraksi sebagai polisi gadungan untuk melakukan penipuan terhadap sopir taksi online bernama Farid Santoso (61).
Aksi penipuan itu berawal saat pelaku mengorder Grabcar kepada korban. Dengan berpura-pura sebagai anggota polisi, Kartono meminta agar korban mengantarnya ke Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Gasum Porong, untuk mengambil sampel darah dari pelaku kejahatan.
Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol M Harris menyampaikan, saat dalam perjalanan, pelaku memamerkan borgol yang ditaruh di atas dashboard mobil yang dikendarai korban. Aksi penipuan itu baru dilakukan setelah Kartono sampai di rumah sakit.
Guna meyakinkan korbannya, Kartono sempat mengajak Farid berkeliling rumah sakit dan mentraktir makan di kantin.
"Saat duduk di sebuah kantin, pelaku mulai melancarkan aksinya yakni meminjam kunci mobil dengan alasan mengambil borgol yang ada di dashboard. Tapi ternyata langsung membawa kabur mobil tersebut," kata Harris seperti dikutip Beritajatim.com, Kamis (29/11/2018).
Menurutnya, Kartono memang sudah merancang aksi penipuan tersebut sejak memesan taksi online hingga saat berada di RS Bhayangkara Pusdik Gasum Porong.
"Itu semua direncanakan oleh pelaku untuk modus akan membawa kabur mobil korban saat kunci mobil sudah boleh dipinjam," ungkapnya.
Namun, aksi tipu muslihat Karton akhirnya bisa diungkap setelah polisi mendalami laporan dari korban. Dari hasil penangkapan, Kartono ternyata merupakan seorang residivis tast kasus pencurian penggelapan. Pelaku ditangkap di rumahnya di kawasan Desa Porong, Kecamatan Porong, Sidoarjo.
"Pelaku dijerat pasal 378 dan atau 372 KUHP tentang penggelapan dengan ancaman kurungan penjara maksimal 4 tahun," terangnya.
Baca Juga: Pocong Jatuh dari Lantai 2 Masjid, Kaki dan Tangan Patah
Polisi juga masih mencari mobil Toyota Avanza bernopol N 1801 XX milik korban yang telah dibawa kabur pelaku.
"Mobil hasil curian sudah dijual pelaku seharga Rp 20 juta. Nah untuk mencari keberadaan mobil tersebut, masih kami lakukan upaya penyelidikan lebih lanjut," kata dia.
Berita Terkait
-
Diikat dan Dilakban Perampok, Yulianto Dibuang ke Pinggir Jalan
-
Setya Novanto Ternyata Pernah Kena Tipu Dokter Palsu
-
Aksinya Jadi Kapolsek Gadungan Antar Lagi Kamarudin ke Penjara
-
Petani Garam di Serang Tertipu Oknum Pejabat KKP Rp 546 Juta
-
Berharap Dinikahi Polisi, Jalan Cinta Guru Madiun Berakhir Pilu
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Pemerintah Dicap Tutup Mata atas Kediktatoran Soeharto, Rezim Nazi Hitler sampai Diungkit, Kenapa?
-
Banyak Siswa SMAN 72 Korban Bom Rakitan Alami Gangguan Pendengaran, 7 Dioperasi karena Luka Parah
-
OTT di Ponorogo, KPK Tangkap Bupati Sugiri Sancoko, Sekda, hingga Adiknya
-
Istana Buka Suara Soal Pro dan Kontra Usulan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tiba di KPK, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Bungkam Soal OTT Terkait Jual Beli Jabatan
-
Prabowo Siap Beri 1,4 Juta Hektare Hutan ke Masyarakat Adat, Menhut Raja Juli Ungkap Alasannya!
-
Rezim Bredel Media, Usulan Gelar Pahlawan Soeharto Berbahaya Bagi Demokrasi dan Kebebasan Pers!
-
OTT Bupati Ponorogo, PDIP Hormati Proses Hukum KPK, Bakal Ambil Keputusan Jika Sudah Tersangka
-
Indonesia Tegaskan Dukung Penuh Inisiatif Brasil untuk Konservasi Hutan Tropis
-
KPK Ngaku Amankan 13 Orang dalam OTT DI Jatim, Termasuk Bupati Ponorogo