Suara.com - Polisi meringkus lima pelaku yang telah melakukan pemerasan terhadap sejumlah pimpinan sekolah menengah kejuruan (SMK) swasta di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Dengan modus berpura-pura sebagai wartawan dan anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Pengawasan Investigasi (LPI) Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), kelima bandit ini berhasil mengeruk uang ratusan juta milik sejumlah kepala sekolah tersebut.
“Kelima tersangka saat ini sudah kami amankan, berikut barang bukti uang Rp30 juta milik kepala sekolah [SMK PGRI 3 Randudongkal] dan sejumlah kuitansi dari beberapa sekolah yang sudah memberikan uang,” ujar Kasatreskrim Polres Pemalang, AKP Suhadi, saat dihubungi Semarangpos.com--jaringan Suara.com, Kamis (29/11/2018) petang.
Setelah mendapatkan laporan, polisi akhirnya membekuk wartawan gadungan dan aktivis anti korupsi abal-abal itu saat berada di kantor Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI) Pemalang di Jalan Gurame, Kecamatan Pemalang, Rabu (28/11/2018) siang. Kelima bandit tersebut adalah Sunardi (48), Sutrisno (46), Riyanto (39), Nawang Elin (43) dan Aris Hadi (36).
Suhadi menyebutkan sebelum diringkus, kelima tersangka sudah lebih dulu memeras sejumlah sekolah. Dari masing-masing sekolah ini, komplotan tersebut berhasil mendapat uang sebesar Rp30 juta hingga Rp40 juta. Adapun sekolah yang menjadi korban pemerasan itu yakni SMK PGRI 2 Taman sebesar Rp30 juta, SMK PGRI 1 Taman sebesar Rp30 juta, SMK Satya Praja Petarukan sebesar Rp30 juta, dan SMK Nusantara Comal Rp40 juta.
“Komplotan ini memeras dengan modus mengancam korban melalui SMS (short message service) dan apabila tidak memberikan uang, kepala sekolah yangbersangkutan akan dilaporkan ke penegak hukum, Korban pun takut sehingga menuruti perintah tersangka,” kata dia.
Terkait pengungkapan kasus ini, polisi juga masih terus melakukan pengembangan untuk mencari apakah ada pelaku lain yang ikut terlibat dalam kasus ini. Sejauh ini, Suhadi curiga, para pelaku gampang mencari celah sehingga bisa memerasa para kepala sekolah dengan mudah.
“Ada kemungkinan sekolah-sekolah yang diperas itu juga punya celah atau kelemahan. Terlebih lagi, semua sekolah yang diperas adalah sekolah swasta. Ini yang sedang kami selidiki,” tegas Kasatreskrim Polres Pemalang. (Solopos.com)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf