Suara.com - Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menganggap pernyataaan politisi PDIP Ahmad Basarah yang memberikan julukan mantan Presiden Soeharto sebagai guru korupsi merupakan tindakan yang tidak mendidik.
Terkait hal ini, dia mengaku selalu menghindari upaya untuk melabelkan untuk menjatuhkan seseorang. Sandiaga lebih memilih untuk mengambil sisi positif dari Soeharto ketimbang membahas soal kekurangannya.
"Name calling itu coba saya hindarkan karena tidak mendidik. Lebih baik, dari pendahulunya kita, yang baik kita ambil. Yang kurang baik ya kita tingkatkan," kata Sandiaga di Jalan H Kelik, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (30/11/2018).
Berbicara soal korupsi, Sandiaga menjelaskan seharusnya seluruh pihak tidak saling menyalahkan terkait menjamurnya budaya korupsi di Indonesia. Yang harus dilakukan menurut Sandiaga adalah seluruh pihak mau duduk bersama untuk membahas bagaimana solusi yang terbaik agar bisa menyapu budaya korupsi di Indonesia.
"Mari kita duduk bersama satu meja jangan saling menyalahkan, pemerintah sekarang sudah berusaha tapi belum bisa menghadirkan pencegahan yang lebih baik," pungkasnya.
Sebelumnya, Ahmad Basarah, politikus PDIP sekaligus Juru Bicara Capres dan Cawapres nomor urut 1 Jokowi – Maruf Amin memberikan julukan kepada Soeharto, penguasa Orde Baru sebagai guru korupsi.
Basarah menjelaskan, budaya korupsi justru dimulai saat pemerintahan Soeharto. TAP MPR nomor 11 tahun 1998 tentang pencanangan program pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme juga merupakan respons terhadap praktik korupsi Soeharto pada era awal reformasi.
"Jadi, guru dari korupsi indonesia sesuai TAP MPR nomor 11 tahun 1998 itu mantan presiden Soeharto dan itu adalah mantan mertuanya Pak Prabowo," jelas Basarah di Megawati Institute, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2019).
Baca Juga: Minum Bir dengan Rasa Buah, Kenapa Tidak?
Berita Terkait
-
Sandiaga: Mari Gunakan Perbedaan Untuk Membangun Indonesia
-
Soeharto Disebut Guru Korupsi, Tommy Soeharto Tempuh Jalur Hukum
-
Sandiaga Harap Jokowi - Prabowo Hadir dan Berpelukan di Reuni Akbar 212
-
Sandiaga Akan Perbaiki Pengelolaan Dana BPJS Kesehatan Jika Menang Pemilu
-
Sandiaga Janjikan Anak Muda Masjid Bisa Jadi Entrepeneur
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri
-
Mendagri Dukung Penuh Percepatan Program MBG, Teken Keputusan Bersama Terkait Lokasi SPPG di Daerah
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi