Suara.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif mengatakan, dalam mengukur tingkat korupsi di sebuah negara, tidak dapat disamakan dengan istilah seperti penyakit kanker.
Hal itu dikatakannya demi menanggapi pernyataan dari Calon Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia mengalami penyakit korupsi dengan tingkat stadium 4.
Dijelaskan Laode, ukuran sebuah negara di dunia dilihat dari tingkat tinggi maupun rendahnya korupsi dari Indeks Persepsi Korupsi (IPK), yang diterbitkan oleh Transparency International (TI).
"Jadi, ukuran korupsi itu beda dengan ukuran penyakit kanker, stadium satu, dua, tiga, empat. Ukuran korupsi itu harus dilihat dari corruption perception index kita," kata Laode di Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Menurut Laode, Indonesia dalam IPK tahun 2017 lalu memiliki poin 37. Di mana Indonesia menempati urutan ke-96 dari 180 negara yang telah dilakukan survei.
Maka itu, Laode meminta semua pihak menggunakan tolok ukur yang sudah ada dalam menilai tingkat korupsi di Indonesia. Bukan menilai tingkat korupsi dari pihak yang memang bukan kapasitas dalam menentukan tingkat korupsi di dunia.
"Tetapi, apakah itu stadium empat atau tiga lebih bagus kita pakai standar yang corruption perception index dibanding kita memakai standar yang nggak pernah dipakai untuk mengukur tingkat korupsi suatu negara," imbuh Laode.
Berita Terkait
-
Begini Ekspresi Bos PT Sinar Mas Usai Diperiksa KPK
-
Kasus Penembakan Pekerja di Papua, Prabowo: Apa yang Mau Saya Jawab?
-
Reuni 212 Disebut Bukan Gerakan Keagamaan, Bawaslu Diminta Bertindak
-
Sindir Awak Media, Prabowo: Mereka ke Sini Tunggu Gue Salah Ngomong
-
Persoalkan Pemberitaan Reuni 212, Prabowo: Kamu dari Media Mana?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra