Suara.com - Ribuan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semper, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, terendam banjir. Syaiful Bahri (36) seorang perawat makam mengungkapkan kondisi tersebut sudah terjadi berulang kali setiap musim penghujan.
Syaiful pria yang sudah mengabdikan diri sebagai perawat makam TPU Semper sejak tahun 1991 itu menceritakan bahwa kondisi banjir terparah terjadi pada tahun 2003.
Ketika itu, kata Syaiful ketinggian air hampir rata dengan jalan, yang mana kondisi jalan itu berada di atas pemakaman yang mengakibatkan sebagai besar makam turut terendam.
"Paling parah tahun 2003 sama 2007 banjirnya sampai ke jalan, pokoknya yang di tengah dan bawah parah dah," kata Syaiful saat ditemui di TPU Semper, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (6/12/2018).
Lebih lanjut, Syaiful menuturkan akibat banjir yang menggenangi pemakaman tak jarang mengakibatkan longsor. Hal itu terjadi biasanya pada makam-makam yang berumur kurang dari satu tahun.
Sementara, lanjut Syaiful untuk makam yang lama bisanya tidak sampai terjadi longsor.
"Tergantung dari ahli waris, kalau mau dibenerin yang udah kita benerin, kalau enggak ada permintaan yaudah kita biarin aja," imbuhnya.
Pantauan Suara.com di lokasi makam yang terendam banjir berada di Unit Islam. Adapun kondisi terparah berada di Blok A II Blad 41-49, Blok AA II Blad 50-58 dan Blok AA Blad 50-58 yang mana hampir seluruh makam terendam sekitar 50-60 centimeter.
Menanggapi hal itu, Kepala Seksi Pemakaman Suku Dinas Kehutanan Jakarta Utara, Syafdarifal mengatakan pihaknya tengah malakukan upaya penyedotan air dengan pompa. Kendati begitu menurutnya upaya tersebut tidak terlalu berarti.
"Kita lakukan penyedotan dengan pompa tapi memang enggak signifikan. Kita nyedot bisa sampai dua hari lebih, hujan sebentar, udah tinggi lagi," tuturnya.
Untuk itu, Syafdarifal menyampaikan bahwasanya pihaknya tengah merencanakan untuk meninggikan permukaan tanah makam.
Saat ini pihaknya tengah bekerjasama dengan Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) yang akan menyediakan tanah tersebut.
Syafdarifal menjelaskan mekanismenya yakni dengan menguruk makam-makam yang terendam banjir tanpa melakukan pemindahan.
"Rencananya ini sudah kita tanggul, terus nanti mau kita tinggikan, tanahnya dari Suku Dinas Sumber Daya Air. Biasanya kita nguruk tanah nanti dipatok-patokin makamnya enggak sampai dipindah," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru