Suara.com - Pasca gempa dan tsunami, masyarakat Kota Palu, Sulawesi Tengah makin membutuhkan bahan bangunan. Bahan bangunan itu di antara lain semen.
Warga Palu tengah melakukan pemulihan pasca gempa bumi, tsunami dan likuefaksi.
Seorang distributor semen di Kota Palu, Jemmy Hosan mengatakan permintaan meningkat drastis untuk pasokan bahan baku bangunan. Selama ini bahan baku bangunan dikirim melalui jalur darat dari pabrik di Makassar, Sulawesi Selatan.
Selain distributor, ada juga beberapa pedagang yang mendatangkan langsung bahan bangunan tersebut dari Sulawesi Barat meski biaya transportasinya agak tinggi. Hingga kini distributor masih terkendala mendatangkan bahan bangunan lewat jalur laut, sebab pelabuhan kontaener di Pantoloan, sekitar 23 km arah utara Kota Palu belum juga diperbaiki setelah rusak diterjang gempa dan tsunami pada 28 September 2018.
"Ini kendala dan hambatan yang dihadapi para distributor karena pelabuhan kontainer masih rusak," kata dia.
Bukan hanya distributor bahan bangunan yang merasakan hambatan tersebut, melainkan juga distributor usaha laina, sebab kapal enggan merapat di pelabuhan.
Karena pasokan lewat darat, maka harga penjualan, termasuk semen dan bahan bangunan lainnya disesuaikan oleh distributor dan pedagang, atau naik karena harus diperhitungkan dengan biaya transportasi dan lain-lain. Hal senada juga diungkapkan distributor lainnya.
"Pihak pengelola pelabuhan harus segera memperbaikl kembali pelabuhan yang rusak agar arus lalul intas bongkar muat kembali lancar," kata seorang distributor yang enggan disebut namanya itu.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng, Zainudin Hak mengatakan pasokan semen sudah lancar.
Baca Juga: Istri - istri Petinggi TNI Sumbang Korban Gempa Palu Rp 3 Miliar
"Tapi masih lewar jalur darat, sebab pelabuhan kontainer di Pantoloan rusak diterjang gempa dan tsunami.
Sekarang ini, kata dia, semen di pasaran Palu cukup banyak, tetapi harganya masih bervariasi antara Rp 70.000 hingga Rp 75.000 persak untuk semua mereku. Semen yang diperdagangkan di Palu saat ini merek Tonasa, Tiga Roda dan Bosowa, serta produk Cina. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah
-
Pengamat: Dasco Punya Potensi Ubah Wajah DPR Jadi Lebih 'Ramah Gen Z'
-
Cuma Minta Maaf Usai Ditemukan Polisi, Kejanggalan di Balik Hilangnya Bima Permana Putra
-
YLBHI Kritik Keras Penempatan TNI di Gedung DPR: Semakin Jauhkan Wakil Rakyat dengan Masyarakat!
-
Babak Baru Perang Lawan Pencucian Uang: Prabowo 'Upgrade' Komite TPPU Tunjuk Yusril Jadi Ketua
-
Serikat Petani: Program 3 Juta Rumah Akan Gampang Dilaksanakan kalau Reforma Agraria Dilaksanakan
-
Pramono Anung Targetkan Setiap Kelurahan di DKI Punya Sekolah Lansia: Ini Alasannya
-
Prabowo Teken Inpres Soal Pembangunan Kampung Haji Indonesia di Mekah, Begini Isinya
-
Pernyataan Terkini Kejagung Soal Dugaan Korupsi Tol Cawang-Pluit Seret Anak 'Raja Tol' Jusuf Hamka