Suara.com - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mengembangkan industri kain tradisional dengan memberdayakan para mustahik melalui Rumah Batik dan Tenun Indonesia. Saat ini, sudah ada tiga wilayah yang ikut serta dalam program pemberdayaanya ini, yakni Tuban Jawa Timur, Kabupaten Ende NTT, dan Sambas Kalimantan Barat.
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS, Mohd. Nasir Tajang mengatakan, kedepannya, program pemberdayaan ini akan terus diperluas ke berbagai wilayah di Indonesia sehingga bisa lebih banyak memberdayakan para mustahik dan menyerap banyak tenaga kerja.
"Dengan banyaknya mustahik yang diberdayakan dan banyak tenaga kerja yang terserap, BAZNAS berharap program Rumah Batik dan Tenun Indonesia bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang masih berada pada garis kemiskinan. Tujuan pengentasan kemiskinan juga bisa terwujud," katanya.
Ia menambahkan, Rumah Batik dan Tenun Indonesia ini menerapkan Eco Fashion dalam produksinya. Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi kain ramah lingkungan dan berasal dari alam. Dalam pewarna kain, bahan yang digunakan adalah kunyit, indigo dan kulit kayu, dan ini membuatnya memiliki nilai lebih dalam khasanah fashion tradisional.
"Program pemberdayaan yang dilakukan oleh BAZNAS meliputi bantuan dan pendampingan pada tiga aspek penting usaha yakni modal, produksi dan pemasaran," tambah Nasir.
Ia juga menjelaskan, di Desa Sumurgung, Tuban, pembedayaan dilakukan terhadap ibu-ibu pengerajin batik dengan potensi penerima manfaat sebanyak 22KK atau 103 jiwa. BAZNAS mendorong para pengrajin lebih mandiri dengan melakukan pelatihan-pelatihan, seperti membatik tulis menggunakan canting, pengenalan motif dan membuat pola, pembuatan pewarna alam dari tanaman indigo dan tinggi serta pengenalan motif khas Sumurgung.
Sementara itu, masih banyak pengerajin tenun di Ende yang hidup di bawah garis kemiskinan. Padahal wilayah ini merupakan daerah wisata yang terkenal dengan kain tenunnya.
BAZNAS kemudian melakukan pemberdayaan kepada mama-mama pengerajin kain di salah satu desa wilayah Ende, yaitu desa Mbuliloo dengan penerima manfaat sebanyak 23 KK/109 jiwa.
Ia menambahkan, wilayah terakhir yang dilakukan pemberdayaan kain tradisional ialah Desa Jirak, Kecamatan Sajad, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Di sana BAZNAS membantu dan mendampingi 20KK atau 94 jiwa untuk dapat mandiri dan memiliki usaha tenun sendiri.
Baca Juga: Perkuat Layanan, BAZNAS-Kemensos Integrasikan Data Kemiskinan Indonesia
"BAZNAS telah melakukan pendampingan, dan masyarakat yang awalnya hanya memperoleh upah Rp200 ribu per kain, kini mendapatkan penghasilan Rp1 juta tiap kain. Dalam sebulan, para perajin dapat menghasilkan dua lembar kain songket," jelasnya.
Nasir memaparkan, BAZNAS juga memamerkan hasil kerajinan kain para mustahik dari Rumah Batik dan Tenun Indonesia ini pada acara fashion show. Indonesia Sharia Economic Fair (ISEF) yang diselenggarakan di Surabaya pada 11-15 Desember 2018 menjadi wadah pengenalan hasil karya para mustahik ke publik.
Sebelumnya, sebanyak 20 kain karya perajin dari Tuban dan Ende binaan BAZNAS juga ditampilkan oleh model profesional dalam sesi fashion show di acara Ecofashion Week. Keikutsertaan hasil karya mustahik dalam acara pameran-pameran menjadi salah satu upaya BAZNAS untuk mengangkat ke level pemasaran nasional, bahkan internasional.
"Dengan partisipasi dalam acara seperti ini, BAZNAS berharap para pengrajin bisa lebih bersemangat dan bisa bermitra dengan jaringan profesional yang lebih luas, sehingga tentu kesejahteraan dapat dicapai para pengrajin," kata Nasir.
Berita Terkait
-
Industri Pelayaran Ikut Kontribusi ke Ekonomi RI, Serap Jutaan Tenaga Kerja
-
Bak Temukan Harta Karun, Momen Warga Gaza Unboxing Bantuan dari Pemerintah Indonesia Bikin Haru
-
CEK FAKTA: Benarkah Ketua BAZNAS Korupsi Dana Zakat Rp 11,7 Triliun?
-
Baznas Tetapkan Zakat Fitrah Jabodetabek 2025 Rp47.000 per Jiwa, Kapan Waktu Terbaik Membayarnya?
-
Ingat Larangan Ibu dan Malu dengan Anak, Raike Manfaatkan Program Hapus Tato Gratis
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
KPAI: Mental Gen ZAlpha Kian Rentan, Risiko Balas Dendam Korban Bullying Meningkat
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 10 November 2025: Waspada Hujan & Petir di Sejumlah Kota
-
Pimpin Ziarah Nasional di TMPNU Kalibata, Prabowo: Jangan Sekali-sekali Lupakan Jasa Pahlawan
-
Ketua DPD Raih Dua Rekor MURI Berkat Inisiasi Gerakan Hijau Nasional
-
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Senin 10 November 2025
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan
-
Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
-
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain