Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan letusan Gunung Anak Krakatau tidak akan sedahsyat letusan Gunung Krakatau pada 1883 silam. Sebab, Gunung Anak Krakatau tidak memiliki dapur magma yang cukup besar.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, faktor lain letusan itu masih jauh lebih kecil karena saat itu ada tiga gunung api yang meletus secara bersamaan, yakni Gunung Krakatau, Gunung Danan dan Gunung Perbuatan.
"Tidak akan sedahsyat 1883. Mengapa? Sebab 1883 itu ada 3 gunung di Selat Sunda yang meletus bersamaan," kata Sutopo dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (25/12/2018).
Ketiga gunung itu memiliki dapur magma yang sangat besar. Sehingga, saat ketiganya meletus secara bersamaan memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.
Setelah meletus, Gunung Krakatau habis hingga rata dengan tanah. Beberapa puluh tahun kemudian, barulah muncul Gunung Anak Krakatau, tepatnya pada 1927 yang memiliki dapur magma tidak sebesar Gunung Krakatau.
"Banyak para ahli mengatakan untuk bisa terjadi letusan besar seperti 1883 dibutuhkan waktu hingga 500 tahun kedepan," ungkap Sutopo.
Dia juga menyebutkan tsunami yang menerjang pesisir pantai Banten dan Lampung bukan dipicu dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Menurutnya, pemicu bencana itu karena adanya lereng gunung yang mengalami longsor.
"Terjadinya tsunami Sabtu malam bukan karena erupsi, tapi longsoran bawah laut yang dipicu gerakan dari letusan Gunung Anak Krakatau," pungkas Sutopo.
Untuk diketahui, Gunung Krakatau meletus pada 27 Agustus 1883. Letusan Gunung Krakatau ini tercatat dalam The Guinness Book of Records sebagai letusan terhebat yang terekam dalam sejarah. Diperkirakan lebih dari 36 ribu jiwa tewas saat Gunung Krakatua meledakkan diri.
Baca Juga: Sering Dicuri, 22 Alat Pendeteksi Tsunami di Indonesia Tidak Berfungsi
Berita Terkait
-
Sering Dicuri, 22 Alat Pendeteksi Tsunami di Indonesia Tidak Berfungsi
-
Pasca Tsunami Selat Sunda, BNPB Pastikan Ancol dan Jakarta Aman
-
Akses Terputus karena Tsunami, Warga di Enam Desa Ini Belum Dievakuasi
-
BNPB: Tinggi Gelombang Tsunami di Tanjung Lesung Lebih dari 5 Meter
-
Tanggap Darurat Tsunami di Pandeglang 2 Pekan, Lampung Sepekan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan