Suara.com - Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dara Adinda Nasution menganggap gelar Partai Alai Indonesia atau Partai Sensasi Indonesia yang disematkan kepada PSI dari kubu Prabowo Subianto tidak kreatif. Dara menilai hal itu sebagai ikut-ikutan Kebohongan Award yang sudah diberikan PSI.
Dara yang juga caleg daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Utara III itu menantang tim pemenangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno untuk bersikap lebih kreatif dalam menanggapi Kebohongan Award yang mereka berikan pada Jumat (4/1/2019) lalu.
"Kami heran, dari awal kami disebut alai tapi kenapa mereka ikut-ikutan jadi alai juga, ini seperti menjilat ludah sendiri," kata Dara di Kantor PSI, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).
Menurut Dara, parpol anyar peserta pemilu nomor urut 11 ini siap menerima jika kubu lawan politiknya itu benar-benar memberikan penghargaan seperti apa yang mereka lakukan kepada Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, dan Andi Arief.
"Kami siap menerima award itu, tidak akan kami buang, akan dipajang di depan kantor kami, tapi memangnya tidak ada cara kreatif lain selain meniru cara kami?," jelas Dara.
Sebelumnya, Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno mendapatkan penghargaan Kebohongan Award Awal Tahun 2019 dari PSI pada Jumat, (4/1/2019).
Kebohongan Award ini diberikan PSI selaku partai pendukung Jokowi - Maruf Amin.
Kebohongan Award yang dimaksud merupakan bentuk sindiran karena tim Prabowo Sandiaga dinilai sering melontarkan kabar bohong atau hoaks. Kebohongan Award itu juga diberikan kepada Politisi Demokrat Andi Arief karena dinilai menyebarkan isu surat suara dicoblos.
PSI memberikan tiga penghargaan yang sudah mereka namakan sendiri, tiga penghargaan itu antara lain penghargaan Kebohongan Terlebay kepada Prabowo Subianto, penghargaan Kebohongan Terhakiki kepada Sandiaga Uno, serta Penghargaan Kebohongan Terhalu kepada Andi Arief.
Baca Juga: Pengakuan Pengusaha Tambang Lumajang Rian Pakai Jasa Seks Vanessa Angel
Berita Terkait
-
Guntur Romli Sebut Prabowo Layak Masuk Rekor Muri Sebagai Capres Pembohong
-
Mau Dipolisikan Andi Arief, Guntur Romli: Ini Maling Teriak Maling
-
Sandiaga Klaim Sudah Blusukan ke 1.000 Tempat
-
Relawan Prabowo Beri Balasan untuk PSI: Partai Teralay Sedunia
-
Soal Kebohongan Award, Tim Prabowo ke PSI: Malas Tanggapi Alay-alay Politik
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
Terkini
-
5.000 Dapur Gizi Diduga Fiktif, DPR Kritik Keras Kinerja Badan Gizi Nasional
-
Rekam Jejak Angga Raka, Orang Dekat Prabowo yang Kini Gantikan Posisi Hasan Nasbi
-
Sikap Tegas Keluarga Delpedro: Kami Tak Akan Mengemis Ampun, Jika Tak Bersalah Harus Dibebaskan!
-
Mendagri Tegaskan Tiga Tugas Utama di Wilayah Perbatasan dalam Upacara Peringatan HUT Ke-15 BNPP
-
Kepala Sekolah Batal Dicopot, Wali Kota Prabumulih Minta Maaf
-
Erick Thohir Resmi Jabat Menpora, Hartanya Tembus Rp 2,4 Triliun
-
Program Makan Bergizi Gratis Bermasalah, DPR Soroti Praktik Jual-Beli Dapur Fiktif di 5.000 Lokasi
-
Cara Ikut Lelang KPK, Peluang Dapat Mobil hingga Rumah Mewah dengan Harga Miring
-
Heboh Video Jokowi Jadi Imam, Ahli Tajwid Sebut Kesalahan Ini Bisa Batalkan Salat
-
Viral Petugas SPBU Shell Jajakan Kopi Literan di Pinggir Jalan Imbas Stok BBM Kurang