Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan berencana menggelar tes penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) untuk guru honorer kategori dua (K2) pada Februari mendatang dan karenanya mendesak sekolah-sekolah negeri berhenti merekrut guru honorer untuk saat ini.
"Karena itu kami juga mengimbau sekolah jangan merekrut guru honorer lagi. Tolong beri saya kesempatan untuk menyelesaikan honorer yang sekarang ini," ujar Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Kata Muhadjir, jika sekolah terus merekrut guru honorer, pihaknya kesulitan menyelesaikan permasalahan pengangkatan guru honorer menjadi P3K saat ini.
"Sebab kalau tambah-tambah terus, kapan selesainya? Soalnya kita akan segera membangun sistem rekrutmen guru yang betul-betul sistemik, mengikuti standar kualifikasi yang benar. Kalau sekolah terus-terusan mengangkat honorer, kapan kita selesai?" keluh dia.
Muhadjir mengaku sudah membahas rencana tes P3K untuk guru honorer K2 dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaaan (PMK) dan berkoordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Badan Kepegawaian Nasional.
"Kemarin juga sudah rapat di Kemenko PMK juga sudah koordinasi dengan Kemenpan dan BKN. Ini sudah proses, mudah-mudahan awal Februari sudah ada tes CP3K (Calon P3K)," beber dia.
Ia menjelaskan bahwa ujian tersebut akan diikuti oleh guru-guru honorer K2 yang jumlahnya sekitar 159.000 orang di Tanah Air. Para peserta tes akan ditentukan oleh pemerintah. Dengan kata lain, penerimaan peserta tes akan dilakukan tertutup.
"Tes ini akan tertutup, akan kita panggil, by name, by address. Untuk sekarang, sesuai dengan kesepakatan bersama Komisi X (DPR) kemarin. Tetapi kita akan berusaha supaya 736.000 guru honorer itu semua ada solusinya. Mohon kesabarannya, akan dilakukan secara bertahap," tutup dia.
Berita Terkait
-
Ketua Komisi X Minta Guru Honorer Senior Dapat Akses Prioritas dalam Proses Penataan
-
Guru Luwu Utara yang Dipecat Karena 'Bantu' Honorer Kini Direhabilitasi Penuh oleh Presiden Prabowo
-
Bobby Nasution Temui Guru Honorer Saling Lapor Polisi dengan Ortu Siswa, Dorong Penyelesaian Damai
-
Alhamdulillah! Mendikdasmen Naikkan Insentif Guru Honorer Mulai 2026, Jadi Segini!
-
Istana Terima Aspirasi Guru Madrasah yang Ingin Diangkat jadi ASN, Keputusan Tunggu Respons Presiden
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!